Selasa, Februari 24, 2009

SemrawuT!!

Semrawut rasanya!

Betapa banyak pekerjaan kantor yang harus segera selesai saat ini. Betapa banyak koordinasi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan ini itu...Rasanya hari berganti hari cepat sekali, banyak gawean yang ujug-ujug mendekati deadline! Aarrggh...

Kalau sudah begini, saya sangat merindukan dan menikmati weekend. Melupakan sejenak urusan "negara" (ciiee..), saatnya memanjakan diri dan bercengkrama dengan anak bojo. Tetapi weekend juga terasa cepat sekali lewat dan kemudian berganti hari Senin! Aaarrggh...

Apa yang kawan lakukan dikala merasa betapa beban pekerjaan begitu menghimpit, dan hilang nafsu makan karenanya?... Oh, hibur saya..


Jumat, Februari 20, 2009

DagelaN SumbanG..

Mungkin karena musim hujan memang sedang seru-serunya, it rains almost daily, sehingga langit cenderung selalu kelabu, udara menjadi lembab....ujung-ujungnya timbul kejadian aneh di susuh...di fasad susuh antara jendela ruang tamu dan tembok yang dilapisi batu candi lha kok numbuh cendawan, alias jamur...! Lucu tenan iki!




Jamur ini tumbuh di tempat yang sungguh unik. Warna jamurnyapun matching dengan kayu dan background sekitar. Keindahan yang tiada tara! Membuat saya senyum-senyum kemudian tertawa. Geli. Meski mungkin kejadian ini mengindikasikan bahwa kayu-kayu di susuh mulai lapuk membusuk (oh ngenesnya...)..tetapi rupanya...sesuatu yang memprihatinkan tidak harus dibawa ke kesedihan bukan? Selalu terselip sesuatu yang indah, lucu atau menyenangkan di balik sesuatu yang suram. Kadang, menertawakan kelemahan diri justru menjadi obat agar kita terjauh dari minder. Bener nggak sih? Pernahkah dikau menertawakan kekurangan diri sendiri?

Dagelan Sumbang!

Terus terang, saya mempunyai kelemahan. Saya tidak bisa menyanyi!. Suara saya fals, dan seingat saya memang demikian sejak lahir. Saya sebetulnya tidak merasa begitu bersalah dengan kelemahan itu, tapi saya sungguh tidak berdaya! Sudah mencoba latihan, tapi ya tetap sumbang alias blero. Akhirnya saya metertawakan sajalah kesumbangan suara saya ini. Caranya, dengan mengumpulkan anekdot alias dagelan sumbang! hehe...hehe...(hanya saja, saya tidak tahu sumber orisinil dari dagelan-dagelan koleksi saya ini, karena dapatnya dari mulut ke mulut, telinga ke telinga, jadi...buat sang penciptanya saya minta ijin!)

Menyumbangkan lagu

"Baik hadirin, kini giliran Ernut akan menyumbangkan sebuah lagu...".
"Tetapi hadirin, jangan kaget dulu, karena maksudnya Ernut ini akan membuat lagu (bagus) menjadi sumbang!!" (komentar komentator: dagelan gariing!)

Menyanyikan lagu lama

"Nah..kini giliran ernut akan mendendangkan sebuah lagu lama...tepuk tangaaan..."
Si Ernut sibuk dengan buku catatan lagu yang tebal, bolak balik menyamakan nada dengan si pemain organ tunggal, terus bolak-balik bukunya lagi...oohh..rupanya lagu lama tadi artinya lama nyarinya, ndak nemu-nemu yang cucok, disamping sebetulnya ndak bisa nyanyi...penonton kecewa! Turruun...turuun!! (komentar komentator: dagelan aneh...)

Boleh Fidyah?

Kaluk boleh memilih, daripada disuruh nyanyi, saya mending fidyah saja (mengganti dengan membayar sejumlah uang hehe...) (komentar komentator: dagelan waguu...)

Gitar Tunggal

Di suatu lapangan, di antara para sohib yang membentuk lingkaran mengelilingi api unggun, diumumkan: "Giliran Ernut...akan mempersembahkan pertunjukan: gitar tunggal!!" Tepuk tangan bergemuruh. Si Ernut maju ke tengah lapangan, membawa kursi lipat dan menenteng gitar. Kursi ditatanya dan.... gitar disenderkan di kursi itu, kemudian Ernut pergi meninggalkan arena panggung. Lho, mana persembahan gitar tunggalnya? "Lha itu...gitar di tengah lapangan, tunggalkan?", jawab Ernut dengan wajah oot! (komentar komentator: lucu iki qiqiqi...)

Nah sob, sumbang dong saya dengan koleksi dagelan sumbangmu!!




Kamis, Februari 19, 2009

Berubah?

Pertanyaan yang mengelitik hati pada wiken yang lalu: "potong rambut nggak ya? mumpung di salon nih...rambut kok rasanya sudah kepanjangan, ...selain itu rambut panjang ini cenderung rontok..mungkin karena kewalahan merawatnya....tapi sayang juga sebetulnya...manjanginnya lama loh...lagian apa potongan pendek yang baru hasilnya lebih bagus?...wah bingung......potong rambut nggak? potong rambut nggak?"



Namun akhirnya...potong rambut juga! Yang tadinya model gondrong pating krembyah, diubah menjadi lumayan pendek dengan shaggy kanan kiri! Hasilnya...wah lumayan jadi enteng ini kepala, dan tidak lagi banyak yang rontok...alhamdulillah perubahan membawa pencerahan (haiyah!). Kejadiannya mirip-mirip dengan pojok kebun susuh ini...tadinya aras-arasen (males-malesan) banget buat mengubah komposisinya...maunya dibiarin begitu saja..namanya kebon ya memang pating blengkrah begitu! Tapi setelah nekat membuat perubahan..walaa hasilnya asyik juga, tampilan kebon yang sebelumnya awut-awutan menjadi lebih rapi setelah diganti dengan gerombolan kuping gajah! Setuju nggak?

Mengapa ya kita seringkali males berubah?

Change is the only evidence of life

Perubahan adalah satu-satunya bukti kehidupan, begitu kata esayist Evelyn Waugh. Saya pikir, benar juga. Orang tanpa perubahan laksana benda mati. Hanya yang banyak terjadi, bila seseorang sudah merasa berada pada comford zone, zona nyaman dia cenderung untuk malas berubah dan lebih memilih status quo. Contoh lain: males banget deh pindah bagian di tempat kerja, di sini sudah enak gitu loh...pekerjaan sudah mahir, dengan teman kerja juga sudah klik! Di mutasi ke tempat baru? musti belajar ilmu baru, adaptasi dengan teman baru...aaarrgghh...

Tetapi hidup perlu berkembang dan perkembangan perlu perubahan. So?

Bagaimana denganmu, sob? selalu tertantang dengan perubahankah? atau suka yang adem ayem saja?





Jumat, Februari 13, 2009

MangkaT...

Beberapa saat yang lalu, kebetulan pas bener dengan kering dan matinya bibit pohon matoa saya di susuh Bandung, terkirim berita duka dari beberapa kolega : si Jebul mangkat! Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un...

Mengingat kondisi Jebul saat sakit dan hasil upaya pengobatan yang dilakukan...bahwa akhirnya ruh itu terlepas dari raga kurus keringnya...hal itu bahkan sudah saya duga. Tetapi, tetap saja berita dari kolega itu menyesakkan dada, menciutkan nyali, membanting kesadaran ke tingkat yang paling curam akan arti: kematian.....

Inilah, yang tak banyak orang sadari, tak banyak orang mau menggunjingkannya..bahwa berjalannya detik demi detik waktu, tak lain adalah arah menuju satu titik: pamit dari dunia fana, menuju mati!

Jasad karib yang telah terbujur kaku-pun kadang masih sulit membuat kita ingat, bahwa semua sedang menunggu giliran. Andaipun ada yang ingat hukum giliran itu, tetapi selalu saja ditambahkan "ah, giliranku masih lama...bukan, bukan setelah si Jebul..." Kemudian setelah selesai melayat, semua kembali sibuk dan mabuk dengan dunia, berlomba mengejar posisi, berjuang menumpuk harta benda, berburu memenuhi nafsu!

Padahal,
Di kala jasad Jebul terpisah dengan ruhnya..
Bagai sempalnya pelepah dari batang pisang, dalam keadaan kering garing...
Padahal...
Di saat Jebul yang kondang "pekerja keras" dunia..
Tergolek dengan tubuh tipis, kaku, terbungkus hanya! lembaran kain putih...
Sendirian menempuh arus hidup berikutnya...
Di kala itu sebetulnya dia pengingat dahsyat kita...
Bahwa kita semua akan berakhir menjadi tak lagi bisa apa-apa, tak membawa apa-apa...
Yang kemudian berkalang tanah, perlahan lenyap, dan hanya terwakili tulisan kecil pada nisan.

Amal perbuatanku, kau penolongku! kau temanku satu-satunya untuk nyali takut ini..lho pada kemana engkau? mengapa engkau sedikit sekali? Oh..apa yang kulakukan selama di sana? kenapa aku lalai? kenapa aku sia-siakan? Oh...beri kesempatan sekali lagi kembali ke sana, aku perlu menimbun (idih... merengekpun masih menggunakan istilah menimbun...hehe) amal kebajikan, amal sholeh, amal baik, amal putih...amal apa saja yang bisa menghindarkanku dari siksa kubur..amal apa saja yang bisa menghantarku ke syurga...

Aku janji untuk menjadi sufi..Aku janjiiiii......


Terlambat! Sampun telat! Already dead meat! The end!

Wajib kifayah bagi siapapun yang megiringi jasad berpulang, untuk mendoa:

Ya Allah

Ampunilah segala dosa, khilaf dan salahnya..

Hindarkan dia dari siksa kubur,

Ringankan pertanggungjawabannya...

Balas kebaikan yang dilakukannya...

Amin!







Kamis, Februari 12, 2009

MentaL Kere

Beberapa hari yang lalu, saat nyapu-nyapu jalanan depan susuh...saya heran melihat cuwilan sampah kok pada bertebaran di seputar tempat sampah...

Kemudian, perlahan saya dekati tempat sampah itu dengan hati berdebar-debar..dag...dig..dug..der!

Dan...horrok! rak tenan to! Rupanya cuwilan sampah yang bertebaran tidak pada tempatnya itu disebabkan oleh raibnya tutup sampah bagian samping, sehingga seekor kucing leluasa kais-kais sampah sak karepe dewe sehingga isi sampah berhamburan keluar...

Wah, ini untuk kali ke dua properti susuh yang berada di area publik hilang, sebelumnya jeruji-jeruji besi untuk menutup gorong-gorong agar orang tidak keblowok ke got juga dicuri orang...

Namanya juga jalan umum...tidak ada larangan bagi siapapun untuk melaluinya. Tapi nampaknya ada seseorang yang lewat, melirik, memperhitungkan dan menganggap secuil besi lumayan juga kaluk dikiloin...tanpa ingat bahwa itu bukan haknya, bahwa itu kejahatan, bahwa itu dosa! Hmh!, mental kere!

Pernah mengalami hal kecil tapi menjengkelkan?




Selasa, Februari 10, 2009

CintA...

Cinta...
Menyimpan aneka makna!



Cinta...
Penuh misteri dan merangsang sejuta tanya....

Cinta...
Banyak yang mencari namun tak bersua jua,
Banyak yang terhenyak, tersergap olehnya!
Banyak yang melambung karenanya..
Banyak yang nelangsa pula!

Cinta...
Lahirkan aneka peristiwa,
Inspirasikan rangkaian cerita....

Cinta....itu buta?
Ya ada, untuk beberapa saat....
Namun kemudian tersadar,...
Hanya sudahkah telat?
Atau masih terbuka jendela tobat?

Cinta...
Hanya satu yang hakiki: pada Illahi...
Kepada cinta duniawi, biasa-biasa saja gitu loh...

Bagaimana pendapatmu tentang cinta? punya cerita antik?

Senin, Februari 09, 2009

Berondong!

"Weleh...pohon jagung kita sudah ada kembangnya, ngrembuyung!" SMS the handsome soulmate beberapa hari yang lalu. "Poto, poto!" bales saya. Dan akhirnya, begitu saya berada di susuh Bandung, langsung saya clingak-clinguk berburu bunga dan calon buah jagung yang diberitakan di SMS itu..

Sambil ambil angle yang oke, sambil mulai membayangkan kira-kira bakal buat apa nih kaluk jagung nanti siap panen! Pertama, bisa dibuat grontol...pasti bakalan sedep makan grontol anget bertabur parutan kelapa muda di teras susuh, ditemani hujan juga rasanya tidak keberatan. Jagung pipil juga mak nyus untuk dijadikan bahan sup matahari...
Satu lagi, jagung juga uenak dijadiin berondong! Idih, kok senyum-senyum sih baca istilah berondong? ada apa, manis?


Berondong!

Jagung mengandung banyak serat, rendah kalori dan sangat sedikit gula, garam serta lemak. Itulah sebabnya berondong asal muasalnya adalah makanan yang sehat bergizi. Hanya saja, manfaat itu lenyap seketika saat kita mulai menambahkan banyak gula, garam, lemak dan apalagi penyedap rasa! (Tempo, 8 Feb 2009, h. 14, Rp. 24.700,-)
Lho kok masih mesam-mesem aja? oohh.... ingat berondong yang lain lagi?

Berondong lain lagi...

Denger-denger dari bahasa gaul dan juga dari sinetron, berondong menjadi sebutan untuk laki-laki, kekasih, pasangan hidup yang lebih muda dari dari si perempuannya. Memang mengapa kaluk kekasih atau suami kita lebih muda?

Suatu pasangan, memang umumnya sang laki-laki lebih tua dari sang perempuan. Secara itung-itungan pencapaian waktu kematangan, sepertinya selisih umur itu diperlukan untuk mencapai persamaaan tingkat kedewasaan. Perempuan mulai masa akil balik dengan ditandai menstruasi pada umur 10-11 tahun, sedangkan laki-laki mulai stabil metabolismenya yang ditandai dengan perubahan suara, tumbuhnya kumis dan tanda kedewasaan lain pada umur 12-13 tahun. Selain itu, perempuan juga memasuki masa "uzur" yang lebih cepat dari laki-laki yaitu dengan datangnya manupouse, sedangan laki-laki kebanyakan mengaku "tua-tua keladi (haiyaah!), makin tuwek makin medeni" ..Selain itu, meski kedudukan suatu pasangan adalah setara, namun pihak laki-laki diharapkan menjadi pemimpin, iman dan mampu bertanggungjawab. Itu umumnya....

Namun, banyak hal yang tidak umum di muka bumi ini. Yang tidak umum bukan berarti tidak baik atau tidak happy ending. Kalau memang yang laki-laki walau lebih muda tetapi hanya sebatas usia, sedangkan kedewasaannya tidak diragukan, kemampuannya terbuktikan, dan....saling cinta (ini penting!), maka... so what gitu loh...?!

Jadi, berondong atau grontol, itu adalah pilihan. Tidak ada yang menjamin bakalan bagaimana nanti di kemudian hari...Semua tergantung...

Nah, engkau...apa komentarmu, sob?





Minggu, Februari 08, 2009

SeWoT??

Baru seminggu tidak ditengok, belimbing yang ada di kebon belakang susuh Bandung ternyata mulai mateng! Bodinya yang sebelumnya masih ijo royo-royo dan terkesan sepet rasanya, hari ini sudah menguning menggiurkan. Meski bukan jenis unggul, tapi lumayan dong, panenan sendiri gitu loh!


Pada saat ambil gambar belimbing saya jadi senyum-senyum sendiri..horok ada apa?

Tidak disangsikan lagi, belimbing adalah salah satu sumber handal vitamin C, dan terkenal juga sebagai obat penurun hipertensi..Nah, ini yang bikin saya senyum-senyum. Pasalnya saya jadi teringat pada bos seorang teman saya yang konon hobinya maarraaahh melulu. Bagaimana kaluk si bos ini saya kirimi belimbing panenan kami? Walah, jangan-jangan makin marah...Jangan-jangan makin SEWOT?
Punya kenalan yang tukang marah juga?


Marah adalah manusiawi..
Tapi, bagaimana kalau tak terkendali?

Marah adalah salah satu jenis emosi mausia yang normal bahkan sehat. Hanya, bila kita tidak dapat mengontrolnya...haiyaa..yang tadinya normal sehat bisa berubah menjadi bencana dan mengakibatkan kerusakan di muka bumi ini... Kemarahan yang tak terkendali dapat memicu problem -di tempat kerja, hubungan sosial dan kualitas hidup kita secara keseluruhan...

Seperti jenis emosi yang lain, kejadian marah selalu diikuti dengan perubahan psikologis maupun biologis. Pada saat kita sedang marah-marahnya, detak jantung dan tekanan darah meningkat tajam, demikian juga hormon, adrenalin dan noradrenalin.
Marah dapat disebabkan oleh faktor dalam dan luar diri kita. Kita kadang marah pada orang tertentu (misal pada bawahan, teman kerja bahkan atasan), marah pada suatu kejadian (jalanan macet, hujan deras-becek)...Bahkan teringat kejadian yang traumatik juga dapat membangkitkan kemarahan kita...



Mengapa seseorang lebih pemarah dari yang lain? Seorang yang gampang marah, secara psikologis mempunyai toleransi yang rendah terhadap frustasi. Sebabnya bisa jenetik maupun psikologik, termasuk juga latar belakang keluarga.

Manajemen amarah

Bila ada saat, dimana rasa marah sudah diubun-ubun dan ingin segera dimuntahkan...maka coba trik-trik manajemen berikut ini:

1. Tarik nafas dalam-dalam...
2. Jangan biasakan membanting pintu, atau memukul barang-barang..
3. Kurangi kesombongan dan ke-egois-an.
4. Usahakan berpikiran positif.
5. Miliki rasa humor yang baik (ini favorit!!)
6. Banyak berdoa agar dapat mengatasi amarah..
7. lakukan puasa untuk jenis makanan tertentu, siapa tahu kita menjadi emosi-an karena jenis makanan yang kita konsumsi..

Ngomong-ngomong, bagaimana model anda kaluk sedang marah?

Kamis, Februari 05, 2009

Mencari Akar


Selesai memberi makan ikan-ikan mas yang ada di kolam Susuh, pandangan ini tertumbuk pada akar nafas tanaman marble yang menjuntai, menjulur, keluar dari potnya... Sayang akar nafas ini ukurannya mini, coba kaluk seperti yang dipunya beringin...waalaa..bisa buat gelantungan tarzan kota...aaauuuoooo!

Akar-akar itu membuat saya tersentak! Saya jadi ingat sebuah lelakon...lelakon seseorang yang tertatih mencari akarnya setelah dia terhimpit pengadilan hidup, setelah dia jatuh gering, setelah dia merasa takut menghadapi sesuatu yang gelap di depannya....


Lelakon Si Jebul...

Alkisah,
Si Jebul mengawali hidupnya dari tangga terbawah, lahir dari keluarga sederhana, memasuki dunia kerja dengan standar pendidikan ala kadarnya..Tahun demi tahun dia tapaki hari-hari, perlahan nasib baik mulai gandrung padanya..Di lingkupnya, dia menjadi tangan kanan petingginya, diberi kebebasan, kepercayaan, kewenangan, kekuasaan....sampai batas agak berlebihan! Sampai pada membawanya berkeyakinan "Apapun bisa Jebul selesaikan!". Dia mulai menikmati memandang rendah aturan, kemudian menabraknya! "Aah...sepanjang ada ini!" katanya percaya sendiri sambil menjentik-jentikkan ujung jempol tangan ke jari telunjuknya...(duit!)

Kemudian dia sampai pada puncak kepongahan: bermimpi menjadi presiden di kandangnya! Kekuatan (dia tak sadar ternyata semu) dia galang, fulus dia tebar hamburkan...Dan apa yang dia dapat?: this world is really dirty! Dia terjungkal sebelum melangkah. Dia kalah padahal tak sempat bertanding. Dia berteman cibiran, dan gundukan hutang..Semua sudah kadung!

Si Jebul, ternyata memang hanya manusia. Dia sampai pada batasnya, dia salah memilih cara hidup dan dia tak kuat menanggung akibatnya. Dia sekarang gering! Dia tergolek lemah tanpa daya, benar-benar tanpa daya bahkan daya untuk sekedar berkedip apalagi menjentikkan ujung jempol tangan ke jari telunjuknya!

Teman (dan lawan) hanya menjenguk sekali..selebihnya...

"Oh, mak! aku ingin pulang!...bawa aku pulang!", tangis si Jebul dalam sisa lirih suaranya. Si Jebul putus asa, tak punya tempat bermuara kecuali mencari kehangatan si empu rahim yang melahirkannya. Si emak nun jauh di gunung malah shock menerima kepulangan si thole dalam keadaan ngenas. Si emak linglung...

Wahai Jebul, apa sebenarnya yang kau cari dalam hidup ini?
Tak ada jawaban Jebul, dia membisu, dia hanya sanggup membisu..meski mungkin dia ingin mengungkapkan sesuatu...Ah, Jebul..

Pernahkah kawan bertemu dengan sejenis Jebul? Saya pernah, ya si Jebul itu...


Senin, Februari 02, 2009

TeteS...TeteS...


Pagi tadi, sejak subuh hujan mengguyur seputar susuh...
Makin menderas justru saat mentari harusnya mulai merekah...

Saya penyuka udara mendung, karena janjikan kesejukan...disamping kulit saya sensitif terhadap sengatan matahari (kulit jadi gatel kaluk terpapar UV tanpa perlindungan sunblock!)
Tapi tidak, untuk hujan deras, apalagi di pagi hari,dan apalagi bukan hari libur....
Aaarrggh...
Entah mengapa hujan deras di pagi hari, bukan di hari libur...membuat saya sedih...


Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan memang bakal mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Februari ini. Tidak hanya di Jakarta, cuaca buruk berupa hujan deras, petir dan angin kencang juga mengancam hampir semua wilayah Indonesia. Curah hujan umumnya melebat pada menjelang pagi dan sore, dan puncaknya pada awal bulan. Halah, sekarang-sekarang ini dong? Pantas... Januari dan Februari orang bilang memang akronim dari hujan sehari-hari...It rains almost everyday!

Hujan dini hari selalu diiringi udara dingin...sungguh berat menyingkap selimut yang menghangatkan badan meringkuk. Andai saja hari ini hari libur...Perasaan hati bakal tak semuram ini...karena hari libur menjanjikan kelonggaran...menyajikan kesantaian...
Ah sudahlah, jangan bermimpi dan berandai...
Ayo, hari ini hari kerja..tembuslah ribuan tetes itu untuk mengantar anak-anak sekolah...untuk lanjut mengerjakan rutinitas kantor...Ayo, ayo! (Aaarrgh...becek!)

Hujan deras memaksa hati ini untuk pilu...karena berkaitan dengan curah hujan yang tinggi, sejumlah tempat sudah kebanjiran dan mengalami tanah longsor. Sungai meluap, contoh Bengawan Solo (piye kabare Blogger Bengawan?), juga berhektar sawah gagal panen karena tanaman padi terendam air berlumpur. Wajah ibukota di musim hujan?...macet di sini, macet di sana.. isin deh!

Ah, saya memang bukan penyuka penghujan dengan curah yang tinggi..

Karena tidak cucoknya saya pada hujan deras...maka gelantungan tetes hujan di badan buah kedondong, atau berderetnya tetes hujan di ranting dan pohon markisa...yang seharusnya dimaknai sebagai suatu kesegaran, eksotisme dan keunikan alam...
Namun justru saya terjemahkan sebagai tangisan, tangisan sedih mereka yang kebanjiran..tangisan hati yang kangen ibu di jauh sana... (ibu, apa yang sedang ibu lakukan di hari hujan begini? anakmu kangen...)


Titik..titik...hujan rintik-rintik...
Dingin..dingin...sepoi angin dingin..

(Titik Puspa)

Nah, sob...punya makna beda terhadap hujan lebat? Bagaimana perasaanmu bila hujan deras di pagi hari?

MambU...

Mambu alias Bauk!

Wah...ini nih topik yang agak-agak sensitif! Tentang petai gitu loh...
Yang jelas pasti banyak aneka komen tentang bahan lalapan yang satu ini ya, ada yang "iiiyuuu" dengan wajah menyeringai jijik, ada yang "ehem..." dengan ekspresi wajah datar (biasanya golput ini), ada juga yang "ciihhuuii" dengan ekspresi merem melek kepingin...



Kaluk pendapat saya sendiri...ng...ng..sebetulnya saya.....tapi saya....padahal saya....cuma setelah saya....(halah!!)

Well, saya termasuk biasa-biasa saja terhadap petai ini...kadang berani kadang takut. Beraninya ya.... emang apa yang ditakutan sih? Rasanya mak nyus! saja kaluk makan nasi anget dengan aneka lauk plus ditemani lalap petai. Hanya, syarat utama supaya kenikmatan tidak terganggu..menyantapnya pas di wiken saja dan betul-betul sedang punya "me time"....kaluk judulnya wiken tapi banyak acara sosialisasi ya terlalu berbahaya...(buat lingkungan) .

Tetapi ternyata, dibalik aneka kontroversi, juga pro dan kontra... menurut ahli gizi dalam The New England Journal of Medicine (Nova, 20 Januari 2009), mengonsumsi petai sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke sampai 40%.
Petai mengandung tiga macam gula alami: sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Dibandingkan dengan apel, petai memiliki kandungan protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Piye, hayoo...

Lain survey menunjukkan, banyak penderita depresi merasa lebih baik setelah makan petai, karena petai mengandung tryptophan yang diubah oleh tubuh menjadi serotonin, zat yang membuat rileks, memperbaiki mood dan membuat orang lebih bahagia.... (horrokk!)
Dan lain-lain hal-hal baik tentang petai kaluk saya tulis semua takut dikira saya ada apa-apanya dengan petai nih...hehe..

Nah sob, memang kelemahan petai ini adalah bauk pesingnya ya (hoeks!)...tapi setelah mengerti aneka khasiatnya, bagaimana komen-mu tentangnya? Juga mengenai bauk pesing itu...apakah menjadikannya perlu dibahas halal-haramnya? Sampai sekarang belum ada sih fatwa MUI tentang petai...