Selasa, April 21, 2009

pamit a while...

Kepada seluruh sobat blogger...
Untuk beberapa waktu, tidak lebih dari dua minggu...
Saya pamit undur diri dari blogsphere...
Betapa selama ini...
Kunjungan dan komen sobat di susuh,
Sungguh hiburan tersendiri...
Saya teramat berterimakasih...

Namun laiknya bersahabatan...
Ada rasa khawatir andai .....
Entah kunjungan saya, atau komen saya di blog kawan-kawan
Ada yang membuat tidak berkenan...
Bila itu memang terjadi
Maka menjelang pamit saya ini,
Saya mohon maaf setulus-tulusnya...

(Walah! mau kemana seeeh?)

Meski saat ini adalah deket-deket hari anniversary kami.. (ehem!)
Tapi kepergian saya dengan suami ini
Tidak berani kami menyebutnya sebagai honeymoon kedua...
Karena pada dasarnya,kami tidak bersuka-suka
Kami hanya sebentar menyepi...
Menyepi di keramaian...

(weleh, menyepi kok di keramaian! aneh...)

Mencoba lebih khusyuk mendekatkan diri pada-Nya..
Mensyukuri segala nikmat...
Memohon ampun dan ridho-Nya....


Labbaik allahumma labbaik...
So long, duds!


PS: Bila sobat bertandang di susuh dan meninggalkan pesan, tapi komen tak kunjung nongol, tentu bukan karena salah kirim, atau apalagi komen ditolak, tapi tak lebih karena mungkin saya belum sempat me-moderasi... still far away from home...sabar ya.




Minggu, April 19, 2009

MerindinG!

Merinding banget saya melihat daun mangga milik tetangga yang terserang penyakit ini. Nyaris disekujur bodi daun dipenuhi dengan bintik-bintik hitam yang melekat erat...Penyakit apa ini ya? apa ini yang disebut bisul daun (Procontarinia Matteaiana-bagus amat istilahnya)?

Yang jelas saya merinding! Merinding! Dan secara sugestif, badan jadi gatel melihatnya, tambah makin gatel dikala mendekatinya! Hiih!

Susahnya, melihat bintik di daun itu, pikiran saya langsung melayang ke keadaan anak ragil saya, si Ulan. Lho..lho? apa si Ulan terserang bisul daun juga?

Campak Jerman

Pikiran saya langsung teringat keadaan Ulan karena saat ini Ulan sedang terserang campak jerman! Bintik hitam pada daun itulah yang mengingatkan saya pada bintik merah yang sedang memenuhi seluruh badan Ulan. Jerman-nya sih keren stasiun keretanya bersih-bersih...rumah dunia ely gitu loh..(hehe..halo mbak ely!) tapi campaknya itu! Membuat Ulan demam, batuk, pilek, kepala pusing, tenggorokan radang, muntah, mata merah, tidak mau makan, susah tidur...dan yang paling serem ya bintik di seluruh badannya itu...again, bikin merinding!

Konon campak (measles, morbilli, rubeola) berbeda dengan campak jerman (german measles, rubella). Meski sama-sama disebabkan oleh virus tetapi jenis virusnya berbeda. Lebih lanjut tentang perbedaan campak dan campak jerman, baca disini deh! Dan...dua-duanya menular! Penularan melalui udara pernafasan seperti percikan batuk atau bersin. Anehnya, tidak ada pengobatan khusus untuk campak jerman ini. Jadi Ulan hanya diberi obat batuk pilek dan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh. Diharapkan ruam kulit hilang dalam waktu tiga hari.


Yang lucu si Ulan, ketika ditanya ," Well, Ulan sakit apaan?"
"Campak Herman!", jawabnya cengingisan, woo plesetan!... Campaknya cowok to hehehe...

Bagaimana denganmu sob? Sehat-sehat saja? Semoga, amin.


Rabu, April 15, 2009

MembakaR KesaL!

Imbas dari bersih-bersih perpustakaan susuh dan menata ulang rak buku, saya nemu lembaran-lembaran tulisan yang saya tulis beberapa tahun lalu, yang kemudian saya lupa menyimpannya dimana, yang padahal saya pernah ingin menemukannya kembali, ingin membaca kembali, ingin menunjukkan pada seseorang, ingin menggunakannya sebagai gaman (senjata), ingin...ingin...ingin...

Akan tetapi, disaat saya sudah hampir melupakan, dan yang penting nyaris tidak memerlukan untuk membacanya kembali...ee..malah nemu! Anehnya, setelah saya baca ulang sepintas, saya jadi merinding...dan akhirnya justru memutuskan untuk membakarnya! Horok, sungguh aneh bukan? Mau tahu kenapa?

Saya bukan termasuk orang yang ekspresif, yang mampu mengungkapkan isi hati dengan berkata-kata. Termasuk kalau sedang kesal atau marah, saya tidak bisa mengomel panjang lebar, menjadi cerewet merepet (sebabnya adalah saya tidak bisa berbicara dengan durasi yang cepat, kalau dipaksakan malah menjadi kami sosolen alias kosa kata porak poranda, misal mau bilang mertua menjadi amarawut...halah!). Saya juga bukan tipe pembanting, alias banting piring, vas bunga, lemari, tivi...(eman-eman, tauk!).
Bagaimana dengan dirimu, sob?

Biasanya saya, misalnya sedang marah, justru lebih banyak diam. Kemudian, kalau sudah mpet banget, saya tumpahkan kekesalan dengan tulisan!
Naah...tulisan disaat kesal itulah yang saya temukan kemarin. Wah tulisan jadul, produk 8 tahunan yang lalu! Saat ini tentu segala sesuatunya telah berubah, suasana berganti, kematangan bertambah, kedewasaan meningkat dan usia makin tuwir...Setelah saya baca lagi, saya tersenyum asam! Agak malu.
Betapa kesalnya saya saat itu.
Betapa marahnya.
Betapa kasar dan tajam bahasa saya.
Betapa sinis.
Betapa kalau emosi itu tertanggapi...wala..ancur!

Untung saya menemukannya kembali sekarang...
Di saat saya sudah tidak membutuhkannya lagi..
Disaat saya sudah lebih mampu mengendalikan diri...
Lebih bisa meminta dan memberi maaf...
Akhirnya saya bakar saja tulisan itu...
Sebagai penanda bahwa kesal itu telah sirna...

Pernah merasa berlaku berlebihan di masa lalu?







Kamis, April 09, 2009

Mengejar Hak PiliH..

Perjuangan Yangti...

Sungguh cukup berliku perjuangan Yangti dalam usahanya untuk tetap mempergunakan hak pilih di pemilu 2009 ini. Yangti sampai menerima pujian dari petugas pemilu di TPS, kata petugas tersebut: "Luar biasa semangat Yangti, sudah udzur tapi pantang mundur...saya prihatin dengan generasi muda yang pada hari pemilu justru memilih tidur..."..

Bagaimana cerita perjuangan Yangti? Berhasilkah beliau mengejar hak pilihnya?

Pada hari Senin, tiga hari menjelang hari-H, surat undangan dan surat keterangan pindah tempat memilih yang dikirim oleh panitia Solo diterima Yangti di susuh Jakarta. Khawatir waktu tak terkejar, maka pada hari itu juga saya langsung setor dan laporkan dokumen Yangti ke tempat saya terdaftar sebagai pemilih. Sayang saya tidak bertemu dengan ketua panitianya, dokumen saya titip ke anggota panitia.

"Betul bisa ya pak, ibu saya memilih di sini?" tanya saya memastikan.

"Bisa bu, hari Kamis langsung saja datang ke TPS" jawab petugas meyakinkan.


Singkat cerita, pada hari-H, saya, suami dan Yangti menuju ke TPS pagi-pagi. Saya dan suami akhirnya dapat giliran memilih. Kok Yangti belum dipanggil juga? Wah..ada apa ini? Segera saya bertanya ke panitia, ternyata jawabnya agak membuat kaget: "Maaf bu, dokumen ibunda ibu harus disahkan dulu di kelurahan, kemudian akan diberitahu di mana bisa ikut numpang menyontreng"....Oalah pak...kenapa ndak diberitahu sebelumnya? Katanya tinggal datang ke TPS!

Tak ada gunanya kesal dan menggerutu. Segera kami menuju ke kelurahan. Di sana memang stand by petugas pemilu. Beruntung pengesahan dokumen dapat cepat diurus oleh suami. Hanya saja, TPS yang ditunjuk adalah TPS 84. Wah di mana itu? Itu bukan TPS tempat saya menyontreng tadi...

Ya sudah, akhirnya kami menuju ke TPS 84, lumayan jauh lokasinya dan ada penggalan jalan yang tidak bisa dilewati mobil, tetapi harus berjalan kaki, melewati rumah padat penduduk, melewati pasar...padahal Yangti belum sehat benar...

Akhirnya dari kejauhan terlihat kerumunan, setelah kami mendekat..woo... ternyata bukan TPS 84 tapi 82, TPS 84 masih sonoan dikit...Dengan tertatih Yangti melanjutkan berjalan kaki..
Akhirnya sampai di TPS 84,
Akhirnya mengisi daftar absensi,
Akhirnya menunggu giliran,
Akhirnya di panggil,
Akhirnya nyontreng!!
Alhamdulillah.....

"Yangti milih siapa tadi?" tanya Ulin, si cucu..
"Yo mbuh tadi, calegnya Yangti ndak ada yang kenal!"


Tak penting siapa yang dipilih Yangti, yang penting Yangti telah mengejar hak pilihnya dan berhasil! Buktinya, jari kelingking tirusnya telah tertandai tinta pemilu! Salud buat Yangti.....



Selasa, April 07, 2009

Mantap!

Kaluk deket-deket musim Pemilu, nemu patahan ranting di atas daun marble saja, pikiran langsung mengerucut pada imajinasi "wuik, kayak bentuk contrengan pemilu!", hehe..persis nggak sih?


Pemilu tinggal dua hari lagi, setengahnya saya memang menunggu-nunggu hari-H itu. Saya sudah mantap! Mantap menyontreng! Ada tiga hal yang membuat saya merasa mantap. Apaan tu?

Pertama, ibu saya.
Secara de yure, beliau adalah penduduk Solo, namun karena ada keperluan berobat di Jakarta, maka pas pemilu beliau berada di Jakarta. Untuk seorang nenek usia 70 tahun, sah saja andai beliau sudah tidak concern dengan pemilu dan lebih berkonsentrasi pada proses pengobatan yang sedang dijalani. Tetapi ternyata tidak begitu dengan Yangti. Beliau telpon panitia pemilu di Solo, minta bantuan agar diberikan surat pengantar dari sana sehingga beliau bisa memilih di Jakarta. Itu yang bikin saya trenyuh, masak saya malah masa bodoh saja?

Kedua, opini Tempo edisi 30 Maret 2009.
Yang mengulas bahwa memang ada segelintir warga yang memilih mengibarkan bendera putih, alias golput dan dengan pedas mengatakan bahwa "tidur siang yang paling nyeyak adalah di hari pemilihan". Pilihan untuk golput tidak melanggar hukum, tetapi mencederai demokrasi kita! Itu yang saya tidak cucok. Saya tidak suka cedera-mencederai.

Ketiga, undangan.
Sore ini saya sudah menerima Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara. Artinya, saya terdaftar!

Jadi kesimpulannya, saya sudah mantap. Mantap untuk menyontreng! Hanya pertanyaanya: apa dan siapa yang saya contreng? Lha itu yang saya belum dapat wangsit, alias masih belum bisa jawab, alias masih bingung. Halah!




Minggu, April 05, 2009

Keajaiban Harapan!!


Tadi pagi, saat inspeksi kebon susuh, beberapa kuntum melati terlihat mekar di pinggiran kolam, siap dipanen. Petik-petik dapatlah segenggam melati, cukuplah untuk pengharum ruang tamu, apalagi kalau disebar dekat rangkaian kembang sedap malam. Hanya saja, saat memetik mereka, tangan dan hati ini agak bergetar. Apa pasal?

Secara kebetulan pula, sore kemarin, ketika sedang menata koleksi buku-buku, diantara selipan buku berdebu saya nemu puisi tua...
gema takbir berlalu,
tetangga pulang, dan kita tinggal berdua...

kita berdua saja, tak punya apa-apa..
kusorongkan kanvas kosong padamu,
gambarilah dengan kolam belut,
kebun melati,
musholla kecil cantik..
dan prairi...
Kemudian takbir berikutnya datang
kita tidak lagi berdua...

Puisi mini itu dirangkai oleh si dia pada tahun 1985 (jadul banget yak, ada yang belum lahir?), berisi ekspresi harapannya saat jatuh cinta. Padahal pernikahan terjadi 7 tahun kemudian, 1992. Betapa harapan yang teramat dini....
Dua puluh empat tahun kemudian..isi pokok (hal-hal sederhana yang bercetak tebal itu lhoo...) dari puisi itu menjadi kenyataan. Keajaiban sebuah harapan. Berkah doa. Kekuatan pikiran. Keunikan hidup.
Bagaimana denganmu sob? apakah merasa pernah menjadi saksi keajaiban kekuatan pikiran juga?



Rabu, April 01, 2009

BimbanG!!

Sabtu pagi adalah waktu ter-favorit untuk pergi ke pasar basah, memborong aneka sayuran dan aneka...cabe! Begitu banyak sayuran yang tersedia, begitu bingung memilih!! Saking bingungnya, jadilah dibeli semua saja... (terung bakal lodeh, wortel bakal sup, timun bakal lalap, kol bakal orak-raik, toge bakal soto, kembang paya bakal oseng, pare bakal oseng, paya muda bakal oseng...weleh ketahuan hobi oseng-oseng!)



Kesimpulan hasil belanja: ternyata terlalu banyak pilihan malah membingungkan. Pertanyaannya: apakah memilih semuanya adalah solusinya? Wah..tentu tidak! kalau dipilih semua, malah suara hasil contrengan anda dianggap tidak sah, alias tidak dihitung oleh panitia penghitung suara.

Lho..apa-apaan ini? pilihan sayuran kok lari ke pilihan partai...hehe..maklum baru musim sih ngobrolin pemilu...

Masih tentang pemilu, masih bingungkah dirimu sob, sampai hari, untuk memilih satu dari 38 parpol nasional (plus 6 parpol lokal -Aceh)?? apakah dirimu termasuk "Pemilih Bimbang" yang menjadi salah satu responden suatu tim survey opini publik?



Undecided Voters


Menentukan pilihan politik ternyata tidak semudah menentukan jenis cabe yang akan dibeli. Terus terang, sampai hari ini, saya tetep belum memperoleh wangsit yang menuntun saya untuk menyontreng apa dan siapa. Tadinya saya merasa minder dengan keterbelakangan saya ini..minder karena masih bingung, masih bimbang, masih bengong, masih tidak mempunyai orientasi politik yang jelas. Akan tetapi setelah saya baca laporan tim survey Kompas terbit 30 Maret 2009...woloh..woloh rupanya saya tidak sendiri to! Banyak temennya! Whuihi..nggak jadi minder deh!

Dari 3000 responden tim survey Kompas tersebut, 22,5% responden menjawab "tidak tahu" untuk pertanyaan bakal memilih siapa, 16,9 % merahasiakan bakal pilihan mereka (mungkin saja sebetulnya mereka tidak tahu juga, tapi gengsi dong..).

Pemilih bimbang alias undecided voters jumlahnya masih lumayan. Beragam alasan yang dikemukakan:

1. males jalan ke tempat pemilihan karena jarak yang jauh dari tempat tinggal;
2. merasa namanya belum terdaftar;
3. waktu pemilihan bentrok dengan kegiatan lain dan lebih memilih kegiatan lain itu;
4. tidak percaya pada parpol...
5. alasanmu?

Ataukah dirimu makin mantap dengan pilihanmu, dan tidak sepertiku hiks..hiks..?