Kamis, Agustus 27, 2009

Etika Berbakti....

Kemarin sore, sambil leyeh-leyeh di susuh, ngabuburit, nunggu bedug, saya baca "Ensiklopedi Etika Islam". Setelah menyisir daftar isi, jari ini tertarik untuk membuka bab Etika Berbakti pada Orangtua.

"Sangat merugi!, kemudian sangat merugi!, lalu sangat merugi! orang yang mendapati kedua orangtuanya, atau salah satu dari kedua orangtuanya telah berusia lanjut dan orang itu tidak masuk syurga!", (hadits Rasulullah Muhammad SAW)

Dheg! Siir! Rasa hati ini membaca hadits itu...Saya teringat Bapak yang telah dipanggil-Nya beberapa tahun yang lalu. Saya teringat Ibunda saya yang saat ini sudah sepuh...
Oh, betapa saya tidak ingin menjadi orang yang merugi!



"Merugi" yang diucapkan Rosul sampai tiga kali tersebut, penanda betapa sangat ruginya kita andai......
Masih diberi kesempatan bersama dengan orangtua kita yang sudah udzur berarti kita diberi peluang emas oleh Allah untuk berbakti kepadanya. Bakti yang ikhlas sesuai etika, maka janji Allah adalah syurga!

1. Tidak berkata kasar pada mereka.
2. Melaksanakan kehendak mereka sepanjang bukan berbentuk kemaksiatan kepada Allah.
3. Merendahkan diri di hadapan mereka (tidak pethitha-pethithi: sok!...)
4. Selalu meminta ridhonya atas apa yang akan kita lakukan. Ridho orangtua adalah ridho Allah.
5. Memberikan harta yang mereka kehendaki (sungguh tak pantas kita berpelit kepada orangtua yang telah dengan segenap jiwa raga membesarkan kita)
6. Membuat senang dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai...

Tak usah putus asa bagi kita yang telah ditinggalkan oleh orangtua terkasih kita..., kita masih bisa memenuhi hak mereka meski mereka telah tiada...

1. Mendoakan keduanya. Justru saat mereka telah tiada, kita wajib memperbanyak doa untuk mereka melebihi saat mereka masih ada...Doa kita akan menambah timbangan kebajikan mereka. Bukankah akan putus amal seseorang setelah dia meninggal kecuali tiga perkara?: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan: kita...)
2. Beristighfar untuk mereka.
3. Menunaikan janji mereka.
4. Menghormati sahabat-sahabat mereka.
5. Menyambung kekerabatan yang tak mungkin ada tanpa mereka....

Sudahkahku, ibu?

sudahkahku manfaatkan peluang emas itu?
ibu masih bersamaku..
ibu, yang dulu tak kendat selalu memelukku..
meski sekarang lengan itu tirus
tapi lengan tetap terbentang untuk terus memelukku...

ibu, rasanya ku tak mampu...
mengimbangi keikhlasanmu,
membalas ketulusanmu..
meskiku telah gulung koming mencoba keras untuk itu...

..rasa kurang ini selalu menyesaki,
rasa tak kuasa ini sering menghantui...
ibu..
aku tak ingin menjadi yang merugi...


Jumat, Agustus 21, 2009

Sandal emas!

Sekali ini, suami saya punya cerita. Dia baru saja mengikuti suatu diklat yang diselenggarakan kantornya. Di penghujung acara, ada kewajiban bertukar bingkisan atau kado. Bingkisan dibungkus rapi, tanpa diberi identitas si pemberi. Apa yang didapat suami saya? ya ini: sandal zadoel dari abad pertengahan! haha..haha...pernah lihat khan? (atau justru pemakai?...oh!). Sandal terbuat dari plastik, biasa dipakai para bapak untuk ke surau atau ke pasar hewan...Wis pokoke antik! and a little bit katrok! (maap!)....
Tapi ternyata, katrok atau modern, itu hanya sebatas persepsi! Anak ragil saya, begitu melihat sandal unik ini malah langsung teriak: "Wah, Papi dapat sandal emas! bagus buanget!!"...dengan mata berbinar penuh kekaguman! See?
Sandal itu memang kebetulan berwarna goldy....
Dan....kisah si sandal emas belum selesai.....

Sandal sebagai kado itu, oleh teman suami saya, dilengkapi dengan beberapa buah penyekat buku terbuat dari karton yang dilaminating, yang didalamnya diketik aneka kata mutiara tentang....sandal!, bunyinya:
sandal...
meski tempatmu di bawah kujur manusia,
sungguh engkau begitu berarti, luhur mengabdi..
mengelakkan si empu dari najis...

walau banyak yang terselamatkan oleh hinamu,
namun tetap membuatmu selalu di bawah..
justru dikau tiada lagi fungsi..
kalau dihijrahkan ke ketinggian...
(mau nyunggi sandal?)

alas kaki tetaplah alas kaki, meski dibolak dibalik...
namun bila dipakai dengan posisi terbalik
lenyap kenyamanan si pemakai...
jadi, meski di bawah sana...
kau tetap menuntut untuk serasi...

(Sob, pernah punya setori tentang sandal?)

Jumat, Agustus 14, 2009

Jatuh Cinta Lagi?

Pas ambil gambar sepasang pengantin hasil karya seni keramikus FX Wijayanto, yang di pajang di salah satu counter di Bandara Solo ini, ingatan saya melayang pada satu cerita yang baru saja saya terima.

Alkisah, saya punya teman karib. Teman karib saya itu juga punya teman karib. Nah, teman karibnya teman karib saya tadi (halah) cerita kepada teman karib saya ini (halah halah) bahwa dia sedang....jatuh cinta lagi!
Hah, seorang istri dan ibu dua jagoan kecil jatuh cinta lagi? Saya sudah siap kecewa! Apakah telah terjadi sesuatu yang saya sangat tidak suka: perselingkuhan??!!
Alhamdulillah ternyata bukan! So?

Rupanya dia sedang jatuh cinta lagi...kepada suaminya sendiri!! Peristiwa yang aneh! Tapi bagaimanapun saya sangat lega mendengarnya karena itu berarti sesuatu yang indah sedang terjadi! Entah bagaimana perjalanan pernikahan mereka sebelumnya, tetapi yang jelas saat ini dia sedang bahagia! Apakah dia menemukan sesuatu yang selama ini luput dia lihat? Atau sang suami telah berubah sedemikian rupa sehingga membuat si istri terjatuh cinta lagi? Well, that's not the point! yang penting she loves him full!!
Hanya saja, dia tidak berterus terang pada sang suami bahwa dia sedang jatuh cinta lagi kepadanya. "Ah, ntar dia gede rasa, menjadi sombong dan malas menabung hehe..."
Bagaimana menurutmu, sob? Bagaimana?

Jumat, Agustus 07, 2009

Tak ada Pakem...

Dunia ini, adalah panggung sandiwara! Sandiwara yang penuh dengan lelakon yang tidak sesuai dengan manuscript buatan atau bayangan manusia. Sandiwara yang penuh dengan improvisasi dan kejutan. Panggung yang pemainnya sendiri tidak berdaya untuk mengontrol diri harus bermain apa dan bagaimana....
Kapan anda harus bermain? Kapan anda berhenti bermain? Tidak tahu khan?

Contoh kecil lelakon, terjadi di susuh. Beberapa hari saya mengamati, bahwa susuh akan segera kedatangan tamu! Lha rak tenan!... tamunya adalah bunga desember yang mekruk-mekruk, dan hadir di bulan Agustus. Kehadiran yang terlalu dini? Tidak juga!..Karena kita sepakat pakem itu sendiri memang tidak ada...

(tahu-tahu denger bom meladak, pesawat jatuh, kereta api bertubrukan, Mbah Surip pamit, WS Rendra Nyusul....aahhh)

Terus terkejut: itulah hidup!!

Apa yang mengejutkanmu belakangan ini, sob?



Selasa, Agustus 04, 2009

Item: so what?

Saat mengabadikan sowang hitam penghuni Taman Burung TMII ini, komentar yang terlontar: "cantiknya ora umum, unik, manis, elegan, dan...really something!" Menurut saya, keluarbiasaannya itu justru berasal dari warna hitam legamnyanya dan sentuhan sedikit warna merah menyala di bibir alias cocornya itu...Setuju to?

Namun kekaguman akan makhluk indah ini terasa ironis saat kemudian mengingat apa yang baru saja terjadi di Amerika Serikat, negaranya Mas Barrack Obama!
(Halah, emang apa yang terjadi di sana? Jauh amat ironinya melanglang buana......)

Di koran langganan saya, pada terbitan beberapa hari yang lalu, terdapat foto Presiden Obama sedang duduk-duduk di Taman Mawar Gedung Putih, ditemani Wapres Joe Biden, menjamu tamu mereka: Henry Louis Gates, seorang Profesor kulit hitam dari Harvard University dan Sersan James Cowley polisi kulit putih dari Cambridge, Massachusetts. Mereka sedang berupaya menyelesaikan suatu perkara.

Ceritanya begini: beberapa hari sebelumnya terjadi insiden, polisi menerima laporan bahwa terdapat orang yang mungkin berniat mendobrak sebuah rumah. Padahal ternyata, orang itu adalah pemilik rumah yang berusaha masuk ke rumahnya sendiri dengan agak kesulitan karena kunci rumah itu macet. Si pemilik rumah adalah sang profesor, si polisi adalah Sersan James Cowley. Namun penahanan terlanjur terjadi dan adu mulut antara dua orang beda warna kulit itu berlangsung dengan penuh kebencian antara satu dengan lainnya. Jadilah, isu rasial kental. Ndilalahnya Obama ikut terlibat dalam kontroversi itu melalui komentarnya: "polisi telah bertindak bodoh dengan menangkap teman saya!"...
Warga Amrik marah dan kecewa dengan komentar itu, apa maksud kata"temannya?"....Hasil jajak pendapat pro Obama menurun drastis di kalangan warga kulit putih....Wah wis...pokoke kisruh!!

Saya dibesarkan dengan doktrin bahwa manusia mempunyai derajat sama di mata sang Khalik. Yang membedakan adalah kualitas amal ibadahnya, titik! Kalau hanya beda kulit, beda kasta, beda pangkat..apaan tu??

Oke, pak polisi Cowley salah karena terburu-buru menindak orang yang ternyata tak bersalah. Tapi sebaiknya fokus pada kesalahannya itu saja. Harus tidak ada hubungannya dengan warna kulit pada persoalan ini! Bagaimana sob, betul to, mathuk to, setuju to?