Meski perjalanan hobi ini cukup panjang, ternyata sebetulnya ada satu yang tidak berubah sejak dulu, yang tidak pernah saya bicarakan ke orang lain, tetapi kemudian saya memutuskan untuk membuat pengakuan di sini: yaitu......
Yaitu...bahwa dalam memotret, saya ini sebenarnya ngawur saja, saya tidak mengenal teori motret dengan baik, tidak memahami bagian-bagian kamera dan manfaatnya..tidak femilier dengan istilah rana, diafragma, aturan pencahayaan...Bagaimana memprogram kamera, jelas saya masih duduk di kelas pemula..
Saya suka memotret karena saya menikmati mengabadikan kenangan! kenangan akan kebersamaan, saat jalan-jalan, ingin menyimpan keindahan alam and so on and so on...Itu alasan utama saya! Kalau kemudian hasil potretan saya dari hari ke hari makin oye (weleh...weleh), itu semata karena makin canggihnya kamera saya dalam mengatur dirinya sendiri, saya tinggal intip dan jepret!, selebihnya otomatis!!
Hanya, yang memilukan hati, beberapa kenalan (yang saya tahu betul mereka adalah photographer sejati) mengomentari hasil jepretan saya dengan begitu antusias, memberikan masukan dengan serius...bahkan ada yang tega memujinya! Oh! Terus terang, pujian itu membuat saya panik dan minder...merasa kecut hati karena dikira mengerti betul fotografi...Saya coba berkali-kali memberikan pengakuan tersamar pada mereka "halo, saya tidak pinter fotografi lho, saya hanya memotret dengan hati!"...tapi mereka tak percaya...dan saya memendam terus perasaan tertekan dan teriris..karena sebetulnya semua ini adalah hasil kamera otomatis... hehe (kok malah ketawa)
Sampai akhirnya, saya menemukan artikel di Kompas terbit kemarin, yang berjudul "Memahami Empat Elemen Utama Foto" oleh Arbain Rambey. Artikel ini memberikan saya pencerahan, membebaskan saya dari rasa minder dan pilu, menimbulkan percaya diri sekaligus menumbuhkan kemauan untuk terus belajar. Dalam artikel itu ditulis, terdapat empat elemen pembentuk sebuah foto: pertama pencahayaan, kedua sudut pemotretan, ketiga komposisi dan keempat momen. Nah!, ternyata secanggih apapun seorang fotografer dalam memprogram kameranya...pada dasarnya dia hanya dapat bermain di ranah komponen pertama: pencahayaan! Sedangkan sudut pemotretan, komposisi dan momen... memerlukan kepekaan, kejelian, seni, juga diwarnai ciri khas pemotretnya!, bukan suatu yang berhubungan dengan apakah otomatisasi atau manuali...
Artinya, masing-masing komponen pada dasarnya hanya mempunyai andil 25%...Jadi selama ini saya membiarkan diri saya resah gara-gara tidak merasa diri menguasai 25% komponen yaitu mengatur pencahayaan. Saya mengabaikan kemampuan saya dalam jeli mengambil sudut pandang, memadu komposisi dan menangkap momen. Padahal pula, masalah pencahayaan ternyata bisa dan boleh saja diserahkan kepada sang kamera, biarkan dia menata diri sendiri, maksudnya ya itu tadi: otomatis, sehingga kita tinggal fokus ke tiga komponen yang lain. Enak to, oke to....
Akhir kesimpulan hati saya: betul juga ya....saya tetap bisa kok menghasilkan foto keren, meski dengan kamera otomatis! Tak usahlah saya berlagak atur ini itu dulu sebelum memotret, wong saya sebetulnya ya belum ngerti bener...kalau sok bergaya pinter begitu... malah waktu saya habis, momen bagus bisa lewat...dan ciri khas saya hilang tak berbekas, ciri khas motret dengan hati maksudnya, bukan dengan teori....Begitulah cara saya menghibur diri...
Anyway, by the way, saya janji kok tetap akan belajar teori...dikit-dikit dulu...
Untuk sudut pandang ini, saya memerlukan berjongkok, di pagi hari, menentang matahari...sebuah gambar melati air di kebon yang saya beri nama "almost transparent"
Sunyi, tak terdengar suatu apa. Kemana anak-anak? Ternyata mereka berada di belakang rumah, bermain api! ...."mlanding n fire", di halaman rumah Yangti, Solo, Lebaran lalu.
Libur bersama keluarga, nemu pemandangan langka "The six-packers", Kuta.
Jenang grendul kesukaan anak-anak kalau di Solo, suara khas mbok penjualnya "naaaa...ngin...duuuul"
Anggrek melengkung ayu bak pigura tujuhbelasan, "the purple moons"
Komposisi manis, harmonis: "sayang"
27 komentar:
Fotone apik2 tenan...
Cetho wela2, jernih nih...
Meski otomatis, meski nggak ngatur2, tapi yg njepret dan pilih obyek adalah yang motret.
Dan itu nilainya di atas 85%...
wah..... keyen-keyen tuh... fotonya....
kayaknya ga pmula deh.. hehheh..
iya bagus2 kok fotonya.. udah mantap... :)
emang sebagus apapun kameranya, tetep keliatan bedanya antara orang yang satu dengan yang lain. bisa jadi bagus banget atau biasa aja atau malah jelek. hehe.
saya sendiri termasuk yang gak pinter moto. :D
Artikel mantap mbak. Saya baru tertarik dengan dunia fotografi, baru akan belajar. Kalau mbak ernut, sudah masternya. Tuh hasil bidikannya selalu mantap. Saya punya teman yang seperti ini di Palembang (blogger juga) Nelli Lingga Yunara. Mau titip salam gak....
@marsu: maturnuwun atas hiburannya, jadi enakan dikit ati ini hihi...
@wisata riau: ini menghibur juga nih..tengkiyu!
@arman: betul mas, yg penting motret untuk ekspresi...bukan apresiasi...
@newsoul: titip salamku buat mbak nelly...maukah dia mengajariku?
Ngomongin soal fotografi saya hanya bisa bilang, saya tertarik sama fotografer yg ga tertarik sama sekali sama saya, nah itu... memilukan hati sangat, hahahaha..
Btw mbak cantik, keren2 fotonya, mmg segala sesuatu yg dari hati bakalan jauh melampaui teori apapun :)
Ehh... klo mo nerbitin buku mendingan buku foto-blog mbak :)
@G: woloh, ada yg patah hati...
foto blog? hmm....(pikir...pikir...)
Tak akoni...jam terbang mb.Ernut memotret 'dg hati' sudah tinggi, terbukti dari sample pict nya yg mantabs...tak ada salahnya sampeyan dianugerahi gelar Doctor (HC) Photograph....
Sumpah....!
Tak akoni...jam terbang mb.Ernut memotret 'dg hati' sudah tinggi, terbukti dari sample pict nya yg mantabs...tak ada salahnya sampeyan dianugerahi gelar Doctor (HC) Photograph....
Sumpah....!
Nut, mbok kamu bikin pameran foto....EO ne aku wae ra sah adoh2...sudah pantes mantab surantab nih foto2 dipamerkan, tajuknya " memoto dengan hati bukan dengan teori...", tapi nanti pasti ada tandingan pameran foto yg judulnya " menjepret dengan kamera, yaiyalaaaahhhh...masak ya iya dong..."
@srex: hehe...mas srex ndagel...
@ayik: halah, tujuanmu lha kok nggolek proyek!
wah, bakat dong memotret nih
@fanny: dikiit...
saya paling suka motret benda mati
males klo motret manusia, yg dpotret cerewet, maunya ini-itu, haha
tp kata temen2 saya, hasil dari kmera analog lebih yahud drpd kmera digital
@pipit: kaluk manusia maunya hasil fotonya lebih keren dari aslinya haha..
Berkunjung,...
Kuliah kepekaan n naluri potografi di kelas Bu Doktor....hehehe...(biar dpt nilai 'A')
@srex: wala, ada anak murid salah penjurusan ini...
Kurang tau teorinya, tapi fotone apik-apik tenan mbak. Berarti sampeyan memang sangat berbakat.
@erik: barangkali tepatnya ketertarikan yg kuat mas, dan seperempatnya ditunjang teknologi canggih kamera....saya berdoa semoga para penemu kamera ini masuk syurga...dia berjasa ciptakan alat perekam keindahan...
bunda juga mau belajr motret ahh... motret diri sendiri he.he
keren mba hasil photonya.. ya karena dari hati itu ya mba.. dan momen yang pas.. salut deh..
kalo saya mah ga suka moto yang suka diphoto 'narsis mode on'
@bundarie: smuanya khan perlu dimulai dr diri sendiri ya bund hehe
@kak ega: trims..trims...
Artikelmu apik banget Mbak....potret dan kehidupan jadi satu apik,..kadang kita minder hanya karena hal kecil padahal yang sebagian besar kita bisa (punya)..3 dari empat komponen fotografi adalah bersumber dari hari, cuma satu yang di kamera...dan itu bisa diserahkan pada kamera...fotomu bagus-bagus, baik dari sisi tema maupuan anglenya..top pokoknya...
@ajp: hihi..jadi malu! tp mas, kemarin aku belajar sama temen yg ahli foto, tentang mengatur f dan speed...lumayan nambah thithik ilmu..
Wah kalau sekalian belajar kamera elektronik atau kamera film bakal tambah asyik nih hasil bidikannya.
@arumsekar...: atau tambah mumet! hihi...
Posting Komentar