Semrawutnya beban pekerjaan belum sepenuhnya kelar...ada beberapa bagian pekerjaan kecil yang telah selesai memang tetapi yang
pentholannya...oh itu yang belum! Nafsu makan ini belum balik, tidur ini belum bisa
sesengguran alias belum
kedengeran ngoroknya!
Tetapi memasuki
wiken ini, saya berniat untuk melupakan sejenak carut marut kekusutan pekerjaan..saya ingin memiliki
me time, ingin berleha-leha bersama si
handsome soulmate dan dua
konyil kami..

Dua hari yang lalu, suami sms "ada kiriman mawar banyak sekali"...Wah, kesenangan saya itu, mawar. Hanya saja ngirimya ke susuh Bandung. Wah, kaluk nunggu di bawa ke Jakarta, bisa busuk duluan. "Di foto aja deh mawarnya..ntar yang dibawa pulang fotonya, mawar asli bagi-bagi aja ke tetangga dan sohib-sohib"...balas saya..
Dan begitulah, setelah suami sampai di susuh Jakarta, saya segera bongkar oleh-oleh suami berupa hasil bidikan mawar-mawar itu, saya
edit sana-sini dan saya sebar-sebar di postingan ini..sebagai tanda bahwa saya mencoba menikmati
wiken ini sebelum
tau-tau Senin datang. Senin? Aaarrgghh...

Yang bikin sutris...
Selain pekerjaan harian, saya sedang dihadapkan dengan pekerjaan pelik yang sebetulnya adalah warisan persoalan zaman dulu kala, persoalan muncul dan berlarut sampai sekarang karena mis-management para pejabatnya pada waktu itu. Ceritanya, saya yang ketiban pulung, kebagian cuci piring! Hanya saja, kalau saya tidak mampu menangani permasalahan ini, dampaknya akan membuat mandeg pekerjaan semua unit seantero kantor saya. Apik bener, bukan? Get the point why I am sooo.. depressed?
Terimakasih sohib...
Beruntungnya saya punya sahabat blogger yang pada baik hati. Terimakasih aneka saran dan hiburannya.
Guess what, saya menuruti hampir semua saran teman blogger dan saya menikmati semua hiburannya. Diantaranya berusaha tetap
nyante, tetep
blogwalking,
refreshing dengan berwisata kuliner,
hunting photos, dan ngopi. Yang saya tidak bisa laksanakan adalah bernego dengan bos dan ambil cuti. Wah, apa kata dunia bila saya cuti gini hari? Ntar kaluk semua sudah kelar... baru deh!
Kecemasan itu...
Ternyata, semua orang pernah terserang cemas. Dan
apesnya, banyak yang putus asa karena merasa tak sanggup melewatinya. Menurut para psikolog, kecemasan pada taraf tertentu sebetulnya justru menguntungkan (masak sih?), tetapi kalau berlebihan malah menggiring kita ke sikap
paranoid. Pertanyaannya: bagaimana kita menyikapi rasa cemas?
Tidak permanen!
Ini yang bikin sungguh sejuk hati, yaitu bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak permanen, termasuk segala permasalahan dan kecemasan itu! Life is so flexible and unpredictable! Badai akan berlalu, pasti!
Mbak Astrid mengingatkan saya untuk berpikir positif dengan lebih memandang gelas yang setengah penuh daripada menganggapnya setengah kosong. Dan ternyata, mengganti sudut pandang negatif ke positif meski tidak gampang harus selalu diusahakan. Mengapa harus resah berkelebihan terhadap pekerjaan yang belum kelar? Sedemikan resahnya seolah-olah tak ada jalan keluar sama sekali?
Baik, memang ada kalanya kegagalan harus dihadapi. Tapi setidaknya, pasti ada pengalaman yang bisa dijadikan guru karenanya. Mumpung gagal belum mampir, usir!
Janji!
Jangan banyak mengeluh!
Bersyukurlah! Seperti kata
Lae,
Lintang dan
Life choice: kalau merasa sedang terpuruk di tempat kerja...ingat saja setidaknya tempat kerja itu ada...sementara pengangguran yang memimpikan tempat kerja begitu
bajibunnya...Betul.
OK! Saya segera akan kabarkan dalam postingan nanti, bahwa saya telah berhasil mengatasi kecemasan dan kesemrawuta saya! Saya janji.
Special thanks to my beloved hubby and my two lil kiddos!Thanks for the deep love, the huge care, the bright smile, the warm hug..
You're all the reason not to be blue..
(foto terakhir mawar, dibidiknya di kamar mandi, biar segernya awet kata suami hehe)
