"Sangat merugi!, kemudian sangat merugi!, lalu sangat merugi! orang yang mendapati kedua orangtuanya, atau salah satu dari kedua orangtuanya telah berusia lanjut dan orang itu tidak masuk syurga!", (hadits Rasulullah Muhammad SAW)
Dheg! Siir! Rasa hati ini membaca hadits itu...Saya teringat Bapak yang telah dipanggil-Nya beberapa tahun yang lalu. Saya teringat Ibunda saya yang saat ini sudah sepuh...
Oh, betapa saya tidak ingin menjadi orang yang merugi!

"Merugi" yang diucapkan Rosul sampai tiga kali tersebut, penanda betapa sangat ruginya kita andai......
Masih diberi kesempatan bersama dengan orangtua kita yang sudah udzur berarti kita diberi peluang emas oleh Allah untuk berbakti kepadanya. Bakti yang ikhlas sesuai etika, maka janji Allah adalah syurga!
1. Tidak berkata kasar pada mereka.
2. Melaksanakan kehendak mereka sepanjang bukan berbentuk kemaksiatan kepada Allah.
3. Merendahkan diri di hadapan mereka (tidak pethitha-pethithi: sok!...)
4. Selalu meminta ridhonya atas apa yang akan kita lakukan. Ridho orangtua adalah ridho Allah.
5. Memberikan harta yang mereka kehendaki (sungguh tak pantas kita berpelit kepada orangtua yang telah dengan segenap jiwa raga membesarkan kita)
6. Membuat senang dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai...
Tak usah putus asa bagi kita yang telah ditinggalkan oleh orangtua terkasih kita..., kita masih bisa memenuhi hak mereka meski mereka telah tiada...
1. Mendoakan keduanya. Justru saat mereka telah tiada, kita wajib memperbanyak doa untuk mereka melebihi saat mereka masih ada...Doa kita akan menambah timbangan kebajikan mereka. Bukankah akan putus amal seseorang setelah dia meninggal kecuali tiga perkara?: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan: kita...)
2. Beristighfar untuk mereka.
3. Menunaikan janji mereka.
4. Menghormati sahabat-sahabat mereka.
5. Menyambung kekerabatan yang tak mungkin ada tanpa mereka....

Sudahkahku, ibu?
sudahkahku manfaatkan peluang emas itu?
ibu masih bersamaku..
ibu, yang dulu tak kendat selalu memelukku..
meski sekarang lengan itu tirus
tapi lengan tetap terbentang untuk terus memelukku...
ibu, rasanya ku tak mampu...
mengimbangi keikhlasanmu,
membalas ketulusanmu..
meskiku telah gulung koming mencoba keras untuk itu...
..rasa kurang ini selalu menyesaki,
rasa tak kuasa ini sering menghantui...
ibu..
aku tak ingin menjadi yang merugi...
