Saat ini saya sudah berada di Jakarta, tetapi saya sebetulnya belum benar-benar bergabung di arus balik lho...saya masih dalam posisi mudik, hanya memang sudah balik! (aduh...bingung to?).Memang begitulah Plan A mudik saya. Mudik saya baru separo...it's only a half story...
Khusus di postingan ini, saya pingin merekam dengan singkat perjalanan mudik tahun ini yang saya rasa paling unik dibanding mudik-mudik saya sebelumnya...(rekaman detail saya simpan dalam album saya saja...)
Selama saya dan suami berada di Indonesia (halah, emang pernah dimana siiih...di Kutub Utara ya?), hanya satu kali kami melewatkan Hari Raya Iedul Fitri di Jakarta, yaitu tahun 2003, itu karena Bapak dan Ibu saya sedang di Jakarta. Bapak sakit dan perlu dirawat di Jakarta, sampai kemudian beliau dipanggil-Nya seminggu setelah lebaran...sedihnya.....bener-bener lebaran kelabu.
Selebihnya, lebaran artinya: mudiiikk!!
Mudik bagi saya bukan sekedar tradisi. Saya memaknai mudik dengan filosofi yang tinggi. Mudik gambaran bakti, kasih sayang, kehangatan, silaturahim, permohonan maaf dan kerendahan hati seorang anak. Mudik tidak identik sekedar perjalanan menuju ke Solo, namun mudik adalah untuk sowan dan sungkem.
Tentu setiap ada kesempatan, sowan ibu saya lakukan. Tapi sungkem khusus di hari Lebaran, jangan sampai terlewatkan. Saya suka merinding mendengar pengalamam teman-teman yang kemudian kehilangan gairah pulang kampung setelah orangtua dipanggil menghadap-Nya. Mudik memang bukan sekedar pulang kampung, mudik adalah untuk ibu!
Oleh karenanya, saya sungguh menikmati kilometer demi kilometer yang kami lalui untuk bertemu ibu...menghadapi macet? siap! Ternyata lancar? alhamdulillah....
Mudik paling nyantai...
Tahun ini, mudik saya unik. Berangkat dari Jakarta hari Kamis malam, sampai Solo hari Sabtu siang. Horok, lama amir? Apakah terjebak macet luar biasa? Tidak, lalu lintas lancar-lancar saja. Ceritanya, dalam perjalanan ke Solo kami memang ingin bermalam di Bandung terlebih dahulu. Jum'at subuh selesai sahur dan sholat subuh di Grand Serela Bandung , kami memulai perjalanan dengan mengambil rute Jatinangor ke arah utara, tembusnya Tol Kanci Cirebon. Perjalanan lancar, semua tetap berpuasa. Sore harinya sudah masuk Semarang. Solo sudah dekat. tetapi karena suami ada undangan mendadak yang harus dihadiri di Semarang, maka kami memutuskan untuk menginap di Semarang, di Hotel Ciputra, Simpang Lima (acara nginep di Semarang ini memang sedikit melenceng dari Plan A). Malam hari hujan deras disertai angin kencang menerpa Semarang, tetapi kami sudah berhangat-hangat di kamar hotel dan kami tidak merasa terkungkung karena untuk mencari camilan sangat gampang, Hotel Ciputra ini menyatu dengan mall :)
Subuh berikutnya, seperti biasa, setelah sahur dan solat subuh di hotel, kami melanjutkan perjalanan ke Solo yang tinggal dua jam-an ini...Sabtu pagi setengah siang sampailah kami semua ke Solo dengan selamat dan sentosa...
Sholat Ied di lapangan Kottabarat cukup meriah. Yang penting sebagian besar umat Islam di Indonesia melaksanakan sholat Ied di hari yang sama...
Selesai sholat Ied, sebelum ibu kedatangan banyak tamu yaitu para tetangga sekitar, kami duluan sungkem ibu. Acara sungkem diawali dari anak yang paling tuwir (saya dan suami dong..), dilanjut adik-adik. Acara sungkem selalu disertai isak haru kami...apalagi beberapa tahun ini kami tidak bisa lagi sungkem ke Bapak...
Setelah sungkem selesai, segera kami hapus airmata dan bedakan lagi...ritual berikut dimulai, yaitu foto bareng. Lucunya, dari tahun ke tahun tempatnya di situ-situ saja, yaitu di ruang tamu dan dilanjut di teras...yang beda hanya baju-baju kami dan wajah-wajah kami yang perlahan-lahan pada menua hehe...(ngenes)
Foto bareng juga menjadi agenda wajib di rumah mertua...hanya bedanya keluarga saya relatif keluarga kecil, sedangkan keluarga suami...wah...sak umbruk! terlihat perbedaannya di foto khan? Keluarga suami yang sudah banyak itu sebetulnya belum komplit lho, karena kakak yang tinggal di Kendari tahun ini tidak bisa mudik.....hanya pada hari lebaran kami bisa kumpul sebanyak ini...
Mahalnya kedisiplinan...
Seperti yang saya sudah pernah cerita, karena hari Kamis dan Jum'at pasca lebaran kami harus masuk kerja padahal belum puas mudiknya, maka pada hari Rabu sore saya dan suami kembali ke Jakarta dulu agar bisa masuk kerja hari ini dan besuk....Sabtu pagi kami balik ke Solo untuk menjemput anak-anak kembali Jakarta, itulah nantinya yang menjadi the real arus balik saya...doain lancar ya....
Gara-gara cuti bersama yang cekak ini, tenaga ektra harus dikeluarkan dan tiket ekstra harus diusahakan...but well, hidup memang perlu kedisiplinan...dan hidup juga perlu..mudik! so....







