Kamis, Oktober 08, 2009

memeluk lambang cinta...

Kemarin sore, suami saya berbagi tentang ilmu yang dia peroleh saat mengikuti pelatihan. Ilmu sederhana tapi dalam bermakna, yang ditularkan oleh Gede Parma, yaitu: untuk bahagia, kita perlu pandai mencari lambang-lambang cinta, untuk kita peluk. Surprisingly, lambang itu bukan berupa rumah magrong, kendaraan merci, ataupun tabungan dolar....bukan, bukan itu (kalau itu, betapa sedikit yang merasa bisa memeluk cinta!) tapi...cobalah dicari..cobalah dicari....

Pagi hari tadi, kelar sholat subuh, saya inspeksi ke halaman susuh....saya mengamati pohon pare saya, oh ternyata sudah cukup banyak yang menanti untuk dipanen! Saya ambil gunting dan kursi...dan saya memetik panenan ini dengan tersenyum! Saya mencintai kegiatan ini. Saya bahagia melakukannya! Aha, saya menemukan cinta dalam sekeranjang pare!
Turun dari kursi, mata tertumbuk pada gerumbulan daun kemangi....segarnya memetik barang dua jumput, untuk lalap, peneman empal goreng nanti sore... Again, saya menemukan lambang cinta pada dua jumput daun kemangi....


Dan....kagetnya, lambang-lambang cinta itu, ternyata tidak hanya dua, tapi beraneka warna, dan semuanya berada dalam jangkauan pelukan saya, teramat dekat, saya hanya perlu untuk menyadarinya saja...Kemana saja saya selama ini?
Apa sajakah itu? Apa sajakah itu?

Ini, setandan pisang kepok yang baru saja kami turunkan dari pohonnya, tidak semua punya lambang cinta jenis ini!
Kemudian ini, terung hijau, meski baru satu senti, tapi dia tidak berhenti, besuk memanjang dan memanjang....pernah panen terung, sob?
Kesukaan ibunda saya, belimping pilipina. Daging buahnya padat, rasanya manis. Sebentar lagi menguning, matang....
Jambu....
Pare...., meski sudah saya panen sekeranjang pagi tadi, tetapi buah lain yang pating grandul masih banyak, besuk hari panen lagi, untuk dibagi ke tetangga....
Ini tanaman timun....baru pada tahap mengeraskan batangnya..tetapi sulurnya agresif terus mencari rambatan, mengajak si batang segera memanjang...sebentar lagi timun tak usah beli....

Betapa indah hidup, andai mampu menangkap lambang cinta yang pasti ada di sekitar kita....



11 komentar:

ellysuryani mengatakan...

Siip. Lambang-lambang cinta yang memang ada di sekitar kita, sederhana, bersahaja, dan tidak membuat pusing, hehe. Nice posting mbak.

Ernut mengatakan...

@newsoul: ditanam n di plihhara org2 yg saling cinta, tumbuh di halaman susuh, so close..

~Srex~ mengatakan...

Memaknai sesuatu yg hadir dlm kehidupan sehari-hari kita sebagai lambang cinta, benar2 mengejutkan aku mbak, memang tidak terpikirkan olehku sebelumnya. Kuanggap aja semua merupakan hal biasa, seleksi alam belaka yg rutin, patah tumbuh-hilang berganti...
Wah, aku kudu okeh sinaw sama sampeyan ki Jeng....

Arman mengatakan...

wah banyak banget pohonnyaaa....
bagi dong belimbingnya... :D

Ernut mengatakan...

@srex: itu versiku mas, versi mas srex bisa lain lagi menurutku: mis ada waktu santai bermotor ke pasar, bikin pindang dan mengamati aura kasih..itu kebahagiaan tersendiri to? Kebahagiaan yg tdk jauh2..

@arman: hehe, sepohon ya cuma atu itu buahnya..

Agus Joko Purwanto mengatakan...

cinta harus berdampingan dengan keikhlasan menerima dan melaksanakan...keduanya bagai dua sisi mata uang..tidak ada cinta tanpa rasa ikhlas dan vice versa...termasuk berbesar hati berbagi melalui media ini khan ya?Nice topic Mbak..

Ernut mengatakan...

@ajp: tuull!!

Erik mengatakan...

Hemm.. iya mbak, ternyata lambang lambang cinta begitu banyak disekitar kita. Hanya kita seringkali tak menyadarinya.

Jadi pingin ikut panen dirumah mbak Ernut :)

Ernut mengatakan...

@erik: ikut panen?, yuuk..

Anonim mengatakan...

panen pare ora bagi2... secara lombok dan daun bawangkyu sudah mbok jebruli cekakakkk...@dyth

Ernut mengatakan...

@cemolis: semua khan sense of ngrayah masing-masing bhuahaha...