Tadi pagi, saat inspeksi kebon susuh, beberapa kuntum melati terlihat mekar di pinggiran kolam, siap dipanen. Petik-petik dapatlah segenggam melati, cukuplah untuk pengharum ruang tamu, apalagi kalau disebar dekat rangkaian kembang sedap malam. Hanya saja, saat memetik mereka, tangan dan hati ini agak bergetar. Apa pasal?
Secara kebetulan pula, sore kemarin, ketika sedang menata koleksi buku-buku, diantara selipan buku berdebu saya nemu puisi tua...
gema takbir berlalu,
tetangga pulang, dan kita tinggal berdua...
kita berdua saja, tak punya apa-apa..
kusorongkan kanvas kosong padamu,
gambarilah dengan kolam belut,
kebun melati,
musholla kecil cantik..
dan prairi...
Kemudian takbir berikutnya datang
kita tidak lagi berdua...
Puisi mini itu dirangkai oleh si dia pada tahun 1985 (jadul banget yak, ada yang belum lahir?), berisi ekspresi harapannya saat jatuh cinta. Padahal pernikahan terjadi 7 tahun kemudian, 1992. Betapa harapan yang teramat dini....
Dua puluh empat tahun kemudian..isi pokok (hal-hal sederhana yang bercetak tebal itu lhoo...) dari puisi itu menjadi kenyataan. Keajaiban sebuah harapan. Berkah doa. Kekuatan pikiran. Keunikan hidup.
Bagaimana denganmu sob? apakah merasa pernah menjadi saksi keajaiban kekuatan pikiran juga?
15 komentar:
Puisi tsb juga merupakan doa, dan telah terkabul mbak...
Btw, apapun milik mbak saat ini adalah apa yg telah tergambar dlm kanvas tsb.
Eh, kita berumah tanggane unda-undi mbak, aku agustus 1993. Anak 1 dah 15 th kl 1 sma, yg ke 2 dah 11 th, klas 6 SD. Lanang kabeh.
@srex: anakku baru 10th dan 7 th, mas, wedok kabeh!
thn 85
dq masih SD klas 5 mbak
laporan slesai...
kekkekek
Puisinya simple, tapi indah banget ya mbak. Saya juga dulu pernah mempunyai puisi, harapan, tapi ternyata Tuhan menentukan jalan lain untuk saya, yang ternyata indah juga. Mbak, anakku dua, lanang kabeh. Hee..
"Keajaiban sebuah harapan. Berkah doa. Kekuatan pikiran. Keunikan hidup."
Saya sering mengalami juga mbak.
Karena itu kita mesti berhati hati dengan pikiran kita. Berpikir postif ya...
@lae: tahun 85 masih SD?, bau kencur! Kembali ke tempat!
@soryani: yg penting sama2 indah to mbak? wah yen loro lanang kabeh, podo mas srex neh!
@erik: tul! always positive thinking!
aku percaya banget sama kekuatan pikiran mbak, salah satunnya ya BJ ku ini ^_^ lewat tangan yg di atas juga sih
Saya blom pernah bikin puisi (yg bermakna masa depan) rasanya...
O,ya tahun 85 sayapun masih SD. Baru kelas 1 malah..
Ngeks...puisi MO bikin merinding disko...
@DE: betul mbak, kekuatan pikiran memang banyak buktinya...
@anita: bikin aja puisi masa depan dan yakinkan bahwa akan bener-bener kejadian!
@ayik: haiyah!
alhamdulillah...semua anugerah dan kemurahan Allah ya mbak...
bunda doakan...harapan dan cinta dalam keluarga mbak Ernut akan selalu ada ,,,sepanjang masa
setiap karya seni itu selalu mucul dari relung yang paling dalam dari ruh, hingga suatu saat terjelma dalam realita. Itulah kemampuan luarbiasa dari seorang seniman. Contoh gamblangnya: ketika lagu anoman obong tenar maka sebentar kemudian terjadi obong-obongan. Ketika lagu Cocakrowo terkenal, kemudian muncul fenomena Syeh Puci(wong Tuwa rabi perawan). Maka jaman dulu seoang sasterawan, atau pujangga selalu menjadi penasihat raja, karena ia mempunyai pandangan yang lantip. Sekedar penasihat lo, bukan jadi raja. Kalau seniman menjadi raja maka ia akan sering ragu dalam mengambil eputusan, karena ia selalu merasa ada sisi buruk dari pengambila keputusannya.
@bunda dyah: ammiiin...dmkn juga keluarga bunda!
@gundala: betul mas! kaluk seniman jadi raja wah rajanya pasti nyentrik qiqi...
Thn 85 yah.. hmm.. kelas 2 SMA tuh. Memang benar harapan itu akan menjadi indah pada waktuNya ya mbak.
(^__^)
@G: betul, mbak!
Posting Komentar