Setelah menunggu hampir lima bulan, akhirnya pisang kepok Mahaji ini laik panen, karena kondisinya sudah suluh, alias sudah ada beberapa buahnya yang kekuningan...tanda-tanda mateng puun! Bodi buah pisangnya besar-besar dan gendut-gendut! Sungguh ini bener-bener berkah...kita merasa ajaib saja...hidup di ibukota tapi berkesempatan panen pisang..tak kalah dengan para petani yang punya ladang luas di desa...
Akan tetapi...tak gampang untuk melaksanakan panen ini...pohon pisangnya tinggi besar, setinggi genteng rumah..dan letaknya ylempit...jadi sungguh tidak leluasa dan perlu keahlian khusus untuk menebangnya. Sampai-sampai kami harus sewa Pak Buyung untuk melakukan eksekusinya...Pak Buyung perlu naik ke genteng dulu, memotong dan menggendong setandan pisang yang cukup berat bobotnya...kemudian masih harus menebang batang pohonnya. Pekerjaan yang tidak ringan, apalagi pas bulan puasa begini...Terimakasih Pak Buyung!
Pernah panen apa di kebun rumah sodara?
2 komentar:
mbak , tetangga jauh di sini punya rumpun pohon pisang, aku suka cemburu melihatnya, kalau ntar dah memasuki musim dingin dikemuli tuh pisang2nya dengan terpal biar nggak mati krn beku apalagi pas ada salju, trus kalo musim semi dibuka lagi, di sini pohon pisang biasanya jadi tanaman hias ditaruh di pot dan buat pajangan ruang tamu, jadi terlihat elegan ruangannya, wuiih .. kalo dah gedhe pohonnya mahal sekali
Horok...puun pisang mahal di kampung jerman?...puun pisangku pasti laku tinggi kaluk dijual di sini mbak..gedhi banget soale...tapi kaluk di pajang di ruang tamu..ng..ng...(mikir, bingung...)
Posting Komentar