Senin, Februari 09, 2009

Berondong!

"Weleh...pohon jagung kita sudah ada kembangnya, ngrembuyung!" SMS the handsome soulmate beberapa hari yang lalu. "Poto, poto!" bales saya. Dan akhirnya, begitu saya berada di susuh Bandung, langsung saya clingak-clinguk berburu bunga dan calon buah jagung yang diberitakan di SMS itu..

Sambil ambil angle yang oke, sambil mulai membayangkan kira-kira bakal buat apa nih kaluk jagung nanti siap panen! Pertama, bisa dibuat grontol...pasti bakalan sedep makan grontol anget bertabur parutan kelapa muda di teras susuh, ditemani hujan juga rasanya tidak keberatan. Jagung pipil juga mak nyus untuk dijadikan bahan sup matahari...
Satu lagi, jagung juga uenak dijadiin berondong! Idih, kok senyum-senyum sih baca istilah berondong? ada apa, manis?


Berondong!

Jagung mengandung banyak serat, rendah kalori dan sangat sedikit gula, garam serta lemak. Itulah sebabnya berondong asal muasalnya adalah makanan yang sehat bergizi. Hanya saja, manfaat itu lenyap seketika saat kita mulai menambahkan banyak gula, garam, lemak dan apalagi penyedap rasa! (Tempo, 8 Feb 2009, h. 14, Rp. 24.700,-)
Lho kok masih mesam-mesem aja? oohh.... ingat berondong yang lain lagi?

Berondong lain lagi...

Denger-denger dari bahasa gaul dan juga dari sinetron, berondong menjadi sebutan untuk laki-laki, kekasih, pasangan hidup yang lebih muda dari dari si perempuannya. Memang mengapa kaluk kekasih atau suami kita lebih muda?

Suatu pasangan, memang umumnya sang laki-laki lebih tua dari sang perempuan. Secara itung-itungan pencapaian waktu kematangan, sepertinya selisih umur itu diperlukan untuk mencapai persamaaan tingkat kedewasaan. Perempuan mulai masa akil balik dengan ditandai menstruasi pada umur 10-11 tahun, sedangkan laki-laki mulai stabil metabolismenya yang ditandai dengan perubahan suara, tumbuhnya kumis dan tanda kedewasaan lain pada umur 12-13 tahun. Selain itu, perempuan juga memasuki masa "uzur" yang lebih cepat dari laki-laki yaitu dengan datangnya manupouse, sedangan laki-laki kebanyakan mengaku "tua-tua keladi (haiyaah!), makin tuwek makin medeni" ..Selain itu, meski kedudukan suatu pasangan adalah setara, namun pihak laki-laki diharapkan menjadi pemimpin, iman dan mampu bertanggungjawab. Itu umumnya....

Namun, banyak hal yang tidak umum di muka bumi ini. Yang tidak umum bukan berarti tidak baik atau tidak happy ending. Kalau memang yang laki-laki walau lebih muda tetapi hanya sebatas usia, sedangkan kedewasaannya tidak diragukan, kemampuannya terbuktikan, dan....saling cinta (ini penting!), maka... so what gitu loh...?!

Jadi, berondong atau grontol, itu adalah pilihan. Tidak ada yang menjamin bakalan bagaimana nanti di kemudian hari...Semua tergantung...

Nah, engkau...apa komentarmu, sob?





17 komentar:

Anonim mengatakan...

walah mbak yuuu, kebonmu ki isine kog cem macem seh, duren, blimbing, jagung dan konco-konco

Ernut mengatakan...

@kenny: diem-diem kwe wedi to mbak, pasti dirimu kira ku adalah tarzan aaauuooo...

Anonim mengatakan...

ah kalo berondong jangan ah. Heheh.

Anonim mengatakan...

Paling enak dan gampang: jagung rebus ... ehm nikmat.

Musim tanamnya masih lama nih bulan April/mei. Udah ngak sabar ...eui!

~Srex~ mengatakan...

Asyik jg artikel2 mu, 'agrosmartblog 'nih...
Ngomongin soal jagung, sebenarnya yg menarik dan sering timbul asosiasi 'aneh2' itu jagungnya (bulir) ato tongkol nya ya...?
Lam knal ya...

Anonim mengatakan...

Ealahhhh... berondong ternyata menyehatkan toh... Kalo tahu begini, saya cari berondong juga deh.... Hmmm, enaknya ditumis kali ya, tumis berondong hehe :D

Ernut mengatakan...

@juliach: betul mbak, aku yo lebih seneng jagung rebus, kaluk brondong kadang bikin keselek

@rian: jangan apa siy? hehe

Srex: tq udah mampir! ntar sy dolan juga!

@felicity: tumis yg aneh..

mommy adit mengatakan...

Duh, gambar yg terakhir menggiurkan sekali mbak!.. jadi kepingin jagong bakar...

Ernut mengatakan...

@mommy adit: asal jangan brondong bakar loh!

Sekar Lawu mengatakan...

bronis, brondong manis. bronung, brondong gemblung. bronsu,brondong susu....

Ernut mengatakan...

@ayik: haiyaa...pakar brondong angkat bicara, ndak bisa menimpali niy akunya!

Ge Siahaya mengatakan...

Waduh enak banget ya punya kebun gitu.. saya memang jadi senyam senyum loh baca berondong membayangkan uenaknya jagung manis dan kres kres gitu... Guguguuu... Pengeeeennnn..

Ernut mengatakan...

@G: jadi mbah G suka brondong?

Anonim mengatakan...

wah mbak aku wes suwe ra maem brondong, jadi teringat kalo ada pasar malam brondongnya dibentuk motor2 an hihihihi

kebunne komplit tenan mbak, cem macem tanamannya, salut !

dyahsuminar mengatakan...

weeeh....punya pohon jagung juga ???kok heboh to...ntar kalu panen...Bunda kesitu ah.....

Ernut mengatakan...

@ely: brondonge diplastiki sing dowo kae ya mbak hehe...

@dyah: sebetulnya pohon jagung kami hanya dua pohon dan ditandur di pot qiqi...

Nyante Aza Lae mengatakan...

brondong memang maniezzz...wkwkwk