Senin, Februari 02, 2009

MambU...

Mambu alias Bauk!

Wah...ini nih topik yang agak-agak sensitif! Tentang petai gitu loh...
Yang jelas pasti banyak aneka komen tentang bahan lalapan yang satu ini ya, ada yang "iiiyuuu" dengan wajah menyeringai jijik, ada yang "ehem..." dengan ekspresi wajah datar (biasanya golput ini), ada juga yang "ciihhuuii" dengan ekspresi merem melek kepingin...



Kaluk pendapat saya sendiri...ng...ng..sebetulnya saya.....tapi saya....padahal saya....cuma setelah saya....(halah!!)

Well, saya termasuk biasa-biasa saja terhadap petai ini...kadang berani kadang takut. Beraninya ya.... emang apa yang ditakutan sih? Rasanya mak nyus! saja kaluk makan nasi anget dengan aneka lauk plus ditemani lalap petai. Hanya, syarat utama supaya kenikmatan tidak terganggu..menyantapnya pas di wiken saja dan betul-betul sedang punya "me time"....kaluk judulnya wiken tapi banyak acara sosialisasi ya terlalu berbahaya...(buat lingkungan) .

Tetapi ternyata, dibalik aneka kontroversi, juga pro dan kontra... menurut ahli gizi dalam The New England Journal of Medicine (Nova, 20 Januari 2009), mengonsumsi petai sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke sampai 40%.
Petai mengandung tiga macam gula alami: sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Dibandingkan dengan apel, petai memiliki kandungan protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Piye, hayoo...

Lain survey menunjukkan, banyak penderita depresi merasa lebih baik setelah makan petai, karena petai mengandung tryptophan yang diubah oleh tubuh menjadi serotonin, zat yang membuat rileks, memperbaiki mood dan membuat orang lebih bahagia.... (horrokk!)
Dan lain-lain hal-hal baik tentang petai kaluk saya tulis semua takut dikira saya ada apa-apanya dengan petai nih...hehe..

Nah sob, memang kelemahan petai ini adalah bauk pesingnya ya (hoeks!)...tapi setelah mengerti aneka khasiatnya, bagaimana komen-mu tentangnya? Juga mengenai bauk pesing itu...apakah menjadikannya perlu dibahas halal-haramnya? Sampai sekarang belum ada sih fatwa MUI tentang petai...



33 komentar:

Boodeznee mengatakan...

Berarti kemungkinan aku kena stroke berkurang 40% karena doyan petai. Sekeluarga doyan. Tapi Rocky dan papanya gak suka. Kata mereka..... RACUN! Hehehe..... belum tau aja mereka, rasanya enak tenan koq.

Tapi makannya ya lihat2 tempat dan waktu sih. Klo pas break makan siang di kantor ya gak mungkinlah. Tau diri hihihi.....

Sekar Lawu mengatakan...

pete mati nggantung lho Nut...

Anonim mengatakan...

=))
khasiate memang jos...
tapi tonggone sing struk... kekeke...
apalagi jika dibuang di jalanan... walah

mbayangke petai...

Ernut mengatakan...

@desny: cucuo niy gue ama loe, des, tos!!

@ayik: oya? oya?

@suryaden: tetangga yg malang...

Anonim mengatakan...

Saya suka petai...
Apalagi yang direbus...
Saya sangat suka...
[dimasak apapun, saya suka]
HIDUP PETAI!

Andy MSE mengatakan...

lha sing mambu-mambu itu aku yang suenenge polll...

Ernut mengatakan...

@marsudiyanto: tos, mas!!

Anonim mengatakan...

Lepas dari manfaat dan paedah.. serta fatwa haram tidaknya.. saya suka petai, apalagi yang dibakar sak kulite.. wow.. mantaabbzzz tenan... Apa kabar? Lama tidak bersua.. bersua sekali mambu pete... :-)

Anonim mengatakan...

I love pete very much.
Soalnya meski bau banyak khasiatnya lho...

Anonim mengatakan...

Saya termasuk yang mau makan kalau lagi dirumah tapi kalau akan bepergian mendingann menghindarinya.. :) Ternyata manfaatnya banyak sekali ya mbak Ernut? hmm ... jadi tambah alasan untuk mengkonsumsinya. Thanks

Anonim mengatakan...

wes suwe ra mem pete mbak, enak sih kalau makanan dicampur pete, tapi makan petene males ah

Anonim mengatakan...

ehem....
Saya tidak suka petai.
apalagi yang direbus, ditumbuk, digoreng. Petai sangat menyengsarakan hidupku karena petai 5 sampai 10 kali bersin "wahing" mencium aroma petai.
GOLPUT deh.

mommy adit mengatakan...

wah.. klo fatwa mui menyatakan petai harom krn baunya, keterlaluan deh.. lah gunanya banyak gitu.. lebih banyak maslahatnya dari pada mudharatnya..

kalau rokok? lebih banyak mudharatnya... lho kok jadi kemana2 yakh?

Ernut mengatakan...

@arul; memang sebagai selebriti kuliner situ harus suka pete dong hehe..

@echo: wah..ini ada temennya arul nih..sudah pada kenalan belum..

Anonim mengatakan...

@Andy: mas andy iki nyat nggilanik!

@Yulis: kayaknya kita segolongan, mbak...seneng-seneng gimanaa gitu loh sama pete ini..

@ely: takut dimarahi mas meyer ya kaluk makan pete?

Anonim mengatakan...

@ono: oke deh...golput adaah hak asazi manusia hehe...

@anita: orang bandung harus bela keberadaan pete nih...jago lalapan gitu loh...
yg tentang fatwa MUI itu...takut aja sih...soalnya ada yang diharamkan gara-gara berkatagori menjijikkan khan?

Anonim mengatakan...

meski jarang makan pete, tapi kalo disuguhi ndak nolak. enak sih

lintang mengatakan...

aku gak suka petai tapi lihat begiu banyak manfaatnya jd pingin nyoba siapa tahu jd jatuh cinta sama si petai.

Anonim mengatakan...

wah kalo ngomongin yang satu ini, lha kok sama dengan hobby mboke ponang nggih....
tapi ambune nceeen....???

Anonim mengatakan...

buat yg makan ngurangi stroke, buat yg resik2 toilet jadi malah stroke mbak yuuuuu.
dulu aku doyan pas jaman gadis, seiki kog malah gak doyan. suami suka tp gak pernah tak masak'ke :D

Ernut mengatakan...

@nita: weleh jadi doyannya kaluk disuguhi aja ya? itu siy cari gratisan judulnya kwiqiqi..

@lintang: wah kaluk sampe jatuh cinta berat juga lho...

@ndoro: nceen...ambune, hoeks tenan!

@kenny: aku tahu sebabnya knapa mbak sekarang ndak doyan, soalnya ya terkait pada tugas ngresiki toilet yang menjadi heavy burden-mu to? qiqi...jadi mending samurai dikondisikan bahwa tidak ada yg namanya petai di dunia ini, titik!

Cebong Ipiet mengatakan...

aku ndak doyan mbak...hiiiiiiiiiiii..bukan krn baunya cuman..seperti halnya aku jijik dg salak bgitu jg petai

Ernut mengatakan...

@ebong: horok, pete pobia!

Anonim mengatakan...

Pete? Nggak ah ... masih banyak makanan lezat lain yang tidak menimbulkan polusi mambu ... hehehe ... Misalnya? Misalnya : jengkol (Lho??? Yak opo see? Jengkol ora mambu??)

Ernut mengatakan...

@tuti: memang saran ahli kuliner, supaya pas makan pete tidak mambu, maknalha jengkol sesudahnya qiqi tapi sumprit mbak saya belum pernah makan jengkol...

Anonim mengatakan...

lha pete kuwi makanan favoritku he..he... ternyata okeh manfaate ya he..he.. baru tau malah saya. Makasih ya, jadi makin mantap ni mengidolakan pete sebagai makanan paporit =(

004 itu angka mba he.h.e..he

Mbah Suro mengatakan...

Baru tau kalo si"pete" banyak khasiatnya, saya suka pete yang dibakar atau direbus untuk lalap. Kadang uletnya ikut kemakan juga, boleh nggak Mbak ngelink blognya?

Anonim mengatakan...

wah kalo petey emang kesukaan aku nih mbaunya mantabbbbb dan lamaaaaaa

Nyante Aza Lae mengatakan...

oleh satu etnis di t4 kmi, petai kek gituan makannya digadoin aja lho...

Miss G mengatakan...

Untunglah saya sangat suka petai, wah kalau tahu info ini sejak dulu, saya sudah kasih (alm) papa saya petai waktu papa kena stroke dulu itu...

Ya sudahlah, horee... mulai sekarang sering2 makan petai. (^_^)

Ernut mengatakan...

@mbah suro: uletnya gurih ya, mbah..

@hery s: halah..pemuja sejati ini..

@lae: wah kaluk digado mentah makin ganas ya!

@G: smoga alm papa sdh tenang di sana, mbak..

Anonim mengatakan...

itu makanan orang sunda, dulu aku suka makan waktu di BDG. di Denpasar gak ada tuh

Ernut mengatakan...

@balisugar: di Bali ndak ada? yg benneeerr...