Selasa, Oktober 07, 2008
So LonG, Dud...
Mobil almarhum Yangkung ini adalah mobil kebangaan beliau sewaktu beliau masing sugeng. Mobil ini setia mengantar Yangkung ka mana saja: ke kantor, mengisi pengajian, mengajar...dan mobil ini pula yang sering menjadi andalan kami kalau kami pulang kampung dan tidak membawa mobil sendiri: untuk jalan-jalan, cari oleh-oleh, main ke rumah teman...Keadaan mobil ini selalu ready to go, karena Yangkung memang rajin merawatnya. Bodinya juga selalu kempling tanpa noda debu...Meski untuk ukuran sekarang setirnya terasa berat...tapi Yangkung sangat menikmati berkendara dengannya..dan selalu berkendara dengan hati-hati...
Kemudian...sejak Yangkung tiada, mobil ini sepertinya kehilangan pula spiritnya. Karena lama tak dipakai, mobil Yangkungpun sudah sulit dihidupkan mesinnya. Kami yang jauh...tak kuasa membantu Yangti untuk merawatnya...dan diapun mulai berdebu...sungguh sedih.
Akhirnya, ada satu kesepakatan pedih yang diambil pada saat kita kumpul mudik kemarin: mobil Yangkung ini tak ada jalan lain kecuali dilego! Sungguh berat keputusan itu...kami memerlukan waktu hampir lima tahun untuk sampai pada kesimpulan itu! Tadinya rasanya sayang, ada perasaan tidak tega, tidak sampai hati..karena betapa mobil ini menyandang begitu sarat kenangan manis kami bersama Yangkung..Namun, kata perpisahan memang selalu menghantui semua yang fana di dunia ini...jadi...
Mungkin, ini foto terakhir yang bisa aku abadikan...karena sudah banyak sih yang pingin ambil...
So, so long dud, may your new owner be good to you, too...
Pernah begitu sedih oleh suatu perpisahan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
19 komentar:
Memang ya mbak... suatu saat kita akan mengalami perpisahan itu... dengan semua yang kita cintai. Itulah menandakaan adanya kefanaan.
Salam
Dua kali aku sedih banget menghadapi perpisahan. Yang pertama waktu anjingku yang masih kecil mati karena dilindas mobil jemputan sekolah. Aku nangis lama sekali, bahkan setelah acara penguburan selesai, aku masih aja nggak berhenti nangis. Sampai gak ke kantor karena mata bengkak.
Yg kedua waktu menjual mobilku yang pertama. Maklum deh, mobil pertama yang dibeli dari uang sendiri. Sebelum diambil pembelinya, aku duduk aja di dalam mobil itu berjam-jam. Nggak rela rasanya. Tapi memang sudah harus dijual karena sudah rewel banget.
@erik: betul mas Erik,...jangankan dengan benda dan orang yang kita cintai..nyawa kitapun bukan milik kita...ada saatnya diambil kembali...(wah..jadi pilu..)
@desny: untuk kisah anjing...mirip dengan pengalamanku tentang kucingku mbak. Kaluk yang tentang mobil...wah..sekarang mbak Desny udah nyaman dengan mobil barunya yang lebih kinyis-kinyis khan? Rupanya waktu memang menyembuhkan...
banyakin fotonya buat kenang2an.
ngejual rumah juga kadang suka sedih, apalagi kalo rumahnya udah lama ditempati sehingga banyak kenangan tertinggal di sana
@nita: wah...jual mobil aja sedih...apalagi rumah ya...(kamar tempat kita nguplek seharian, dapur tempat ibu memasak suatu yang lezat...) ...hiks..
Nut, itu Ad8704, selain menyimpan historis dengan YangKung juga mempunyai menyimpan storynya Ninuk Hartomo dengan pacar lamanya...wakakak...
Mobil itu sering mengantarku kemana-mana, juga mengantar Ninuk menunggui lahirnya baby Karin ditahun 1993.
BUkan cuma kamu yang agaknya melow dengan akan perpisahan itu, aku juga...hik...hik
@ayik: betul Yik...dulu pas pertama Yangkung mundut ya ndak tau lho kaluk ternyata ada kaitannya dengan Ninuk! Kebetulan yang aneh ya...
Nah..kemarin itu akhirnya diputuskan dilepas saja...meski kalau inget jadi kasihan Yangkung...tapi secara sehari-hari sudah tidak pernah ada yang pegang...jadi...hiks. Oya, harus ngabari Thiet juga ya tentang ini...sekedar membuka memori...
kenapa keretanya ditolak kedepan kebelakang, enjinnya rosak ke?
@zaidon: hihihi...zaidon pingin tahu aza...jadi malu nih! memang enjin-nya rusak, aki-nya soak..jadi mobilnya mogok! Waktu itu kita mau pindahkan posisinya...jadilah ditolak ke depan kemudian ke belakang. Ini mobil mau di jual, zaidon mau beli? (kok malah jualan, ya?)
aku ingin njual rumahku yg di Kudus malah nggak bisa2 mbak, nggak tahu ya sulit nyari pembelinya selama aku tinggal di jerman, sudah minta petunjukNya berkali kali lewat dialog 1/3 akhir malam, tapi blom dapat tuh mbak petunjukNya, apa karena memang aku ndak boleh njual rumah itu, rumah perjuanganku dulu, padahal aku sudah ikhlas soalnya aku dah memutuskan utk tinggal di sini , nggak bisa khan aku biarkan rumah itu kosong, terus aku juga nggak ingin merepotkan org yg merawat rumahku itu terus menerus, penginnya sih kalau ada yg bisa dipercaya menempati rumah itu gratis, ndak perlu mbayar uang sewa bisa tinggal selama mereka mau di sana asal dirawat, tapi sekali pernah aku mencobanya , aku dikecewakan mbak, jadi kapok mendimg kosong itu rumah, disewakan ? nggaklah ... nggak akan, banyak cerita2 buruk ttg sewa rumah itu, jadi sekarang aku pasrah dan tetap mohon petunjuak dr Allah mbak, soalnya aku itu kalau ada masalah ra iso turu jr mbak , jadi ya pasrah saja, kemarin2 pengin tak posting soal ini mbak di blog kali2 ada saran yg berguna dr pembacaku tapi aku kok masih maju mundur gitu mbak, ntar dikira pamer, itu yg aku khawatirkan mbak *malahcurhat*
@ely: usulku mbak, tetep aza posting tentang mau jual rumah itu, dan biar ciri khos mbak ely ndak ilang, alustrasi postingannya..(qiqiqiqi...kebelet ketawa duluan) pasang aza gambar rumah pagupon alias omah doro...atau bisa juga hochstizs! (wis bener nulise? yen durung biar dikoreksi ayik...qiqiqi). Pasti nanti banyak saran dari blogger...atau malah ada yang langsung tinjau lokasi dan nego (regane bisa digoyang ta?).
Usulku sendiri, timbang ndak bisa bobok..hubungi aza Era atau RayWhite atau agen properti sejenis biar mereka yang umyek cari calon pembeli...perkara kaluk mereka dapat bathi ya wajar to..namanya juga usaha...
dulu mau tak posting langsung mbak ttg rumah itu, tapi ra sido, usulnya boleh juga tuh mbak ttg pagupon, soale aku nduwe 2 ning kebon. Ayo .. mbak Ayik betul nggak tulisane ? hihihihi..asli ngakak aku moco komentarmu mbak.
kalau masalah ndak bisa bobo itu ya pas aku tahu aku dikecewakan sama yg menempati rumahku secara gratis itu mbak, jadi rasanya ndak rela gitu lho sudah ikhlas kok ya mereka kayaknya nggak tahu diri, padahal itu rumah tak bangun susah payah mbak, memang kalau bukan rumah sendiri seringnya memang saenake dewe, apalagi ndak hrs mikir uang sewa, padahal khan hrsnya beryukur ya mbak, wong nyewo saiki yo ra murah, sejak rumah kosong nggak ada gangguan tidur aku mbak, nek turu langsung brek sek lan ngimpi, pulas pokoke.
itu masalahnya mbak, kalau mau pakai makelar khan ditanya aku minta berapa harga jual , ra mudeng aku mbak harga2 sekarang di sana , bingung , belum nanti aku takut ada pertengkaran setelah ini, biasanya makelar itu khan ada buntutnya, rodo ngeri aku mbak, aku takut yg ngerawat rumahku nanti kena masalah, padahal mereka ngerwat itu tanpa pamrih, andai ada yang bisa tak percaya menempati rumah itu selama mereka mau, dan mereka memperlakukan rumah itu seperti rumah mereka sendiri tanpa ada yang iri dari beberapa pihak yang lain aku akan senang sekali mbak, ndak harus susah2 njual rumah, heran ... itu rumah2ku sendiri kok aku malah nggak bebas mau ngapa2kan , harus mikir inilah, itulah, ntar isi rumah dibagi2 kalo dah terjual sama inilah itulah, lha aku ini paling nggonduk kalau diatur2 mbak, mau tak bagi sama siapa isi rumah itu yg kebanyakan cuma kursi2 dan meja serta lemari kursus khan terserah aku ya hihihihi, lha aku mbangun rumah itu jempalitan sendiri, weslah aku pasrah saja, ndungo terus, Insya Allah nanti aku pasti akan menemukan petunjuk dr atas , ini kok malah jadi area curhat ya mbak .. hihihi, anyway suwun sdh mau mbaca
dulu mau tak posting langsung mbak ttg rumah itu, tapi ra sido, usulnya boleh juga tuh mbak ttg pagupon, soale aku nduwe 2 ning kebon. Ayo .. mbak Ayik betul nggak tulisane ? hihihihi..asli ngakak aku moco komentarmu mbak.
kalau masalah ndak bisa bobo itu ya pas aku tahu aku dikecewakan sama yg menempati rumahku secara gratis itu mbak, jadi rasanya ndak rela gitu lho sudah ikhlas kok ya mereka kayaknya nggak tahu diri, padahal itu rumah tak bangun susah payah mbak, memang kalau bukan rumah sendiri seringnya memang saenake dewe, apalagi ndak hrs mikir uang sewa, padahal khan hrsnya beryukur ya mbak, wong nyewo saiki yo ra murah, sejak rumah kosong nggak ada gangguan tidur aku mbak, nek turu langsung brek sek lan ngimpi, pulas pokoke.
itu masalahnya mbak, kalau mau pakai makelar khan ditanya aku minta berapa harga jual , ra mudeng aku mbak harga2 sekarang di sana , bingung , belum nanti aku takut ada pertengkaran setelah ini, biasanya makelar itu khan ada buntutnya, rodo ngeri aku mbak, aku takut yg ngerawat rumahku nanti kena masalah, padahal mereka ngerwat itu tanpa pamrih, andai ada yang bisa tak percaya menempati rumah itu selama mereka mau, dan mereka memperlakukan rumah itu seperti rumah mereka sendiri tanpa ada yang iri dari beberapa pihak yang lain aku akan senang sekali mbak, ndak harus susah2 njual rumah, heran ... itu rumah2ku sendiri kok aku malah nggak bebas mau ngapa2kan , harus mikir inilah, itulah, ntar isi rumah dibagi2 kalo dah terjual sama inilah itulah, lha aku ini paling nggonduk kalau diatur2 mbak, mau tak bagi sama siapa isi rumah itu yg kebanyakan cuma kursi2 dan meja serta lemari kursus khan terserah aku ya hihihihi, lha aku mbangun rumah itu jempalitan sendiri, weslah aku pasrah saja, ndungo terus, Insya Allah nanti aku pasti akan menemukan petunjuk dr atas , ini kok malah jadi area curhat ya mbak .. hihihi, anyway suwun sdh mau mbaca
@mbak ely: horok..melu pening aku mikir rumah yg di Kediri ini. Tak pikir, dijual adalah terbaik mbak, soale kaluk nyuruh orang untuk pakai aja, selama dia mau..rasanya kok tidak mendidik..membuatnya terlena..sehingga dia bisa ndak punya greget untuk punya rumah sendiri. "No pain no gain". Karena punya rumah itu susah, maka yang dapat gratis kena iri kanan kiri...
Untuk tahu harga rumah itu, bisa tanya tetangga lama di Kudus kali? atau bandingkan saja antara pendapat agen satu dengan yang lain. Piye?
wes mbak, aku ra curhat maneh deh soal omahku, meksake marai sampeyan dadi pusying, sorry yo
@ely: wah...ndak bisa mbak kaluk mbak ely akan brenti curhat gitu aza...karena aku juga kepikiran rumah di Kudus itu...jadi kaluk ada apa-apa aku juga harus dikabari lho..(qiqiqi..kok malah merasa ikut memiliki...)
wah, klo rumah mbak elys payu, mbak ernut dapet komisi dunk secara ud ikut dijadiin ajang iklan rumah... hehehe... *dituthuk mbak elys*
@caroline: tentang komisi..itulah mbak..aku sendiri yo ngarep! qiqi..(ikut dithuthuk mbak ely)
Posting Komentar